CEL.XXIII.02.439

Nothing’s impossible, Impossible’s nothing

Archive for March 28th, 2008

Menggambar Peta Gua Menggunakan Software Compass dan Corel Draw

Posted by Ardy Prasetyo on March 28, 2008

Compass adalah sebuah software yang dibuat khusus untuk memproses data mentah hingga menghasilkan peta gua. Namun peta gua yang dihasilkan software ini membutuhkan pekerjaan tambahan agar menghasilkan peta dua dimensi yang tampilannya berdasar standar peta. Software tersebut adalah software yang dipergunakan untuk menggambar, misalnya Corel Draw.

1. Input Data Mentah

2. Proses Data

Menggunakan software Compass ini, pengolahan data adalah suatu proses yang tidak terlihat. Sehingga hanya bisa langsung dilihat hasil petanya.

 

Contoh Centerline Peta Gua Hasil Pengolahan Oleh Compass

3. Menggunakan Corel Draw Untuk Menggambar dinding gua dan detail situasi lorong

 

Centerline pada Corel

 

Centerline yang sudah dilengkapi dengan dinding lorong

 

 

<!–[if supportFields]&gt; SHAPE \* MERGEFORMAT &lt;![endif]–><!–[if supportFields]&gt;&lt;![endif]–>

Menggambar Situasi Lantai Gua

Gambar Detail Situasi Seluruh Lorong Dan Simbol

 

Gambar Peta Gua Lengkap

 

 


Gambar Perspektif Untuk Penggambaran Peta 3D


Gambar Model Komplek Gua-gua Hasil Proses Software Compass

 

Gambar model secara tiga dimensi diatas dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Dan dapat dieksport ke sebuah file .avi yang dapat dijalankan di software-software multi media seperti layaknya sebuah film.

(Widjanarko, Sunu.2007.Survey dan Pemetaan.http://subterra.web.id)

Posted in All About Caving, Survey dan Pemetaan Gua | Leave a Comment »

Menggambar Model Gua Menggunakan AutoCAD, COMPASS, dan Adobe Photoshop

Posted by Ardy Prasetyo on March 28, 2008

Pendahuluan

Pelaksana proyek pengangkatan air tanah dari gua Bribin, dari Univestitas Karlsruhe -Jerman, ketika melihat sebuah model cutaway diagram dalam buku Stasion Nol tulisan Erlangga, E.L dari ASC, meminta untuk dibuatkan peta serupa untuk Gua Bribin. Untuk itu ASC melakukan survai tambahan terhadap bagian lorong yang belum dipetakan oleh tim Jerman, agar dapat membuat gambar secara utuh terhadap Gua Bribin. Data hasil survai diproses menggunakan software Compass untuk menghasilkan peta yang memiliki lengan survai, jarak dinding kiri dan kanan, serta tinggi atap. Menggunakan software ini, dapat dihasilkan sebuah peta yang berformat .dxf yang dapat dibaca oleh AutoCAD. Sehingga dapat digabungkan dengan peta yang diproduksi oleh tim Jerman yang juga dibuat mengunakan AutoCAD. Setelah peta digabungkan menjadi sebuah peta yang utuh, menggunakan Auto CAD dipilihlah sudut pandang yang baik, yang mampu memperlihatkan bagian lorong gua secara menyeluruh dan memberi gambaran situasi dan kondisi gua secara baik bagi orang yang belum pernah mengunjungi gua tersebut. Kemudian gambaran realistik situasi lorong yaitu profil dinding, atap, air, batuan, dan situali lain yang menunjukkan tinggi, rendah, belokan dan lain-lain, digambar artistik secara freehand menggunakan software Adobe Photoshop.

Tahapan

Peta yang pertama diperoleh ASC dari Pihak Jerman berupa file dalam format .DWG yang disurvai menggunakan peralatan TOTAL STATION dan dibuat menggunakan AutoCAD. Dua gambar berikut ini adalah peta tersebut.

 

Peta Gua Bribin dari Tim Jerman

Peta setelah layer atap dan dinding dimatikan

Peta tiga dimensi ini sudah membentuk lorong gua. Mulai bagian lantai, dinding, hingga atap sudah mewakili bentuk yang sebenarnya. Karena lorong gua disurvai menggunakan peralatan yang canggih dan diproses menggunakan program yang dibuat secara khusus dibuat untuk mengolah data lapangan langsung menjadi sebuah gua digital. Setiap titik pada gambar tersebut merupakan titik yang diambil data koordinat di lapangan.

Namun peta diatas masih belum komplet, karena ada beberapa bagian lorong yang tidak dipetakan oleh tim Jerman tersebut. Yaitu bagian yang dimulai dari bagian yang ditandai lingkaran kuning dan biru. ASC melakukan survai tambahan dari titik lorong tersebut menggunakan peralatan magnetik, kompas dan clino.

Di bagian yang dilingkari kuning, adalah bendungan lama yang terletak pada sebuah pertigaan. Satu lorong dari mulut gua (entrance), dan satu lagi adalah ke arah hulu (upstream) yang merupakan asal air sungai bawah tanah Bribin, dan satu bagian lorong lagi adalah sungai bawah tanah yang sudah dipetakan tim Jerman.

Bagian lain yang dilakukan survai adalah dari bendungan baru (lingkaran biru) ke arah hilir, kearah sebuah outlet sump, tempat air menghilang, yang bermuara di Pantai Baron.

Dari hasil survai yang dilakukan ASC, diperoleh data tambahan. Pengolahan dan penggambaran menggunakan software Compass. Hasilnya adalah peta gua, yang berupa garis-garis dari lengan survai ke dinding kiri, kanan, atap, dan lantai. Peta tersebut dapat dieksport ke file DXF yang bisa dibaca AutoCAD. Peta hasil survai ASC akan digabungkan dengan peta buatan tim Jerman yang sudah ada.

Peta berupa garis survai dan garis dinding,
bagian lorong dari bendungan lama ke arah upstream.

Setelah disambung menjadi seperti dibawah ini.

Peta tampak atas, sambungan lorong dari bendungan lama (dilingkari kuning) ke arah hulu

Disamping itu dilakukan pula pemetaan terhadap bagian lorong lain. Dari entrance ke pertigaan di bendungan lama.

Peta perspektif, sambungan lorong dari entrance ke bendungan lama (dilingkari kuning).

Pada pandangan perspektif ini terlihat garis dari center line ke dinding, ke atap, dan ke lantai

Dari bendungan baru dan lobang lift ke outlet sump ke arah hilir.

 

Peta perspektif, sambungan lorong dari bendungan baru (dilingkari biru) ke arah hilir (downstream)

 

Sehingga menjadi lengkap seperti dibawah ini.

Gua diatas sudah memiliki garis ke dinding dan ke atap.

Kemudian dipilih sudut pandang yang baik.

Setelah itu baru file DWG ini diekspor ke file yang bisa dibaca oleh Adobe Photoshop untuk digambar artistic secara free hand menggunakan Photoshop.

Model yang sudah digambari air, dinding, batuan, dan kelengkapan ornamen


Penggambaran Detail Pada Model

Detail Model Di Pertigaan Sekitar Bendungan Lama

Gambar Model Lorong Lengkap Dengan Situasi, Boulder, dan Air

Model yang dilengkapi topografi permukaan

Model Gua Yang Dilengkapi Block Potongan

Model lengkap dengan keterangan gambar

Jadi deh!!

Gambar secara utuh tidak lagi menampakkan gambaran detail tiap lorong, karena terlalu kecil. Namun jika gambar tersebut diperbesar (zoom in) maka detail tersebut akan terlihat lagi.

Tapi jangan mengira bahwa tahapan pekerjaan ini diselesaikan dalam waktu singkat. Tapi paling tidak, dencan cara ini jauh lebih cepat jika menggunakan cara yang manual, dan lebih akurat.

 

Pemroses data dan penggambar:

  1. Erlangga EL, Survey dan Photoshop
  2. Sunu Widjanarko, COMPASS dan AutoCAD

(Widjanarko, Sunu.2007.Survey dan Pemetaan.http://subterra.web.id)

Posted in All About Caving, Survey dan Pemetaan Gua | 3 Comments »

Links Software Pemetaan Gua

Posted by Ardy Prasetyo on March 28, 2008

Software-software Pemetaan Gua:

Nama System/OS Pembuat, Negara Harga
SURVEX v0.90 PC (DOS) / RISCOS / UNIX / any Olly Betts, UK Free
Tunnel v2 Any (Java) Julian Todd, UK Free
!SURVEY RISCOS Juan Corrin, UK £15
CML PC (DOS) / UNIX / any Mel Park, USA Free
Vectors Macintosh Mel Park, USA Free
CavePlot 3.30 Macintosh Dave Herron, USA $40 (shareware)
Toporobot v8.5.2 Macintosh Martin Heller, Switzerland Free
CaveSurveyStandard UNIX John Rowlan, USA Free
CAPS v7.6 PC (DOS) Hubert Crowell, USA $35 (sharewarish)
CAVEMAP PC (DOS) John Beck, UK £12
CMAP v16.1 PC (DOS) Bob Thrun, USA Free
COMPASS v9909 PC (DOS) Larry Fish, USA $25 (shareware)
EXCEL 97 PC (Windows) Robin Griffiths, UK £5 donation
KARST256 PC (DOS) Gary Petrie, USA Free
SMAPS v5.2 PC (DOS) Doug Dotson, USA $99 to cavers
SMAPS Lite PC (DOS) Doug Dotson, USA $15 (shareware)
SURV93 PC (DOS) Martin Laverty, UK Free
SURVEY v2.3 PC (DOS) Steve Neads, UK £15
CaveView v4.0 PC (Windows) John Fogarty, USA Free
OnStation v3.1 PC (Windows32) Taco Van Ieperen, Canada Free
Pitter/Plotter v1.2 PC (Windows) Bill McIntosh, USA $25 (shareware)
Speleo Graphics PC (Windows) Steffen Pohlenz, Germany DM120 (shareware)
WINCOMPASS v9909 PC (Windows) Larry Fish, USA $25 ($38 for both Compass and Wincompass)
WINKARST v8 PC (Windows) Gary Petrie, USA Free
WinCAPS 4.6.6 PC (Windows) Hubert Crowell, USA $40

Posted in All About Caving, Survey dan Pemetaan Gua | Leave a Comment »

Belajar Membuat Peta Gua dengan Program Walls

Posted by Ardy Prasetyo on March 28, 2008

Tutorial ini terlalu singkat untuk dapat memahami apa saja yang dapat dilakukan oleh Walls dalam membantu pekerjaan surveyor gua. Namun, jika kita melakukan survai gua seperti yang biasa kita lakukan, saya kira tutorial ini sudah cukup untuk membantu kita memproduksi center line peta gua, dinding kiri dan kanan (secara kasar), dan peta tiga dimensinya. Mengenai usaha me-make up peta agar “indah” untuk ditampilkan, masih butuh pekerjaan dan software tambahan

1. Bukalah Program Walls v2

Kebetulan versi ini-lah yang aku punya.dan sudah ada versi yang lebih baru.

2. Klik File-New Project

Menempatkan proyek baru

Karena akan langsung diminta untuk menyimpan file proyek, maka buatlah folder baru di My Document atau direktori manapun, dan dengan nama apa saja terserah, dalam contoh di atas adalah folder Belajar. Lalu beri nama gua contoh tersebut, misalnya Gua Contoh. Lalu tekan Save.

3. Properties

Muncul tampilan dialog box yang meminta masukan property proyek baru kita. Beri judul proyek kita di bagian Title. Dan beri nama proyek kita pada text box Names,jangan lebih dari 8 karakter, karena akan ditolak!

4. Pilihan pengaturan untuk kompilasi (Compile options).

Yang dimaksud dengan kompilasi adalah, bahwa setelah memasukkan data mentah, proses dimana data tersebut akan diolah dan ditampilkan. Bagaimana pengolahan dan tampilannya, diatur dalam option ini.

Default view after compilation: tampilan peta gua setelah kompilasi, dapat ditampilkan sesuai dengan keinginan kita. Apakah memilih North or East (Utara atau Timur) sebagai kiblat, atau pilih yang lainnya.

5. Referensi Geografi

Dialog box diatas menawarkan apakah kita memilih, memasukkan dalam perhitungan atau tidak, penyimpangan (deklinasi) sudut horisontal berdasarkan waktu dan letak survai dilakukan. Jika tidak, maka centang saja Unspecified. (Seperti diketahui, bahwa magnetik bumi mengalami perubahan tiap waktu berdsar lokasi di permukaan bumi).

Jika ingin hasil perhitungannya nanti berdasarkan referensi geografis, maka klik saja Change. Maka akan muncul dialog box yang berisi masukan data untuk koordinat (UTM dan Lat-Long), lintang-bujur dan zona, format koordinat (derajat, derajat-menit, derajat-menit-detik), MAP datum, tahun-bulan-tanggal. Cara ngisinya?? Pikir dhewe!

Namun, kita tidak perlu melakukannya apabila dalam data kita nanti kita masukkan tanggal survai dan koordinat titik ikatnya, dengan format tertentu sesuai dengan petunjuknya (directive). Baca lebih lanjut directive #Date. Maka nanti secara otomatis, Walls akan menghitung sendiri.

Klik OK pada dialog box Properties. Maka akan muncul sebuah window tempat pohon proyek yang baru terisi satu icon saja. Icon root.

6. Project

Sebuah proyek dapat terdiri dari beberapa buku (Book). Sebuah book juga terdiri dari beberapa file survey. Di bawah ini adalah contoh proyek yang masih belum memiliki buku dan file survai.

Contoh sebuah Proyek yang komplek. Terdapat beberapa book dibawah Root, dan ada sebuah book yang di bawahnya terdapat book dan file survai.

 

Untuk membuat item baru (baik itu buku atau file survai) klik New Item. Lalu akan muncul dialog berikut ini.

7.New Item

Sebagai contoh kita masukkan dulu sebuah file survai seperti berikut ini. Dan isilah judul dan namanya.

 

8. File survai

Sebuah file survai yang masih kosong belum terisi data, akan berwarna putih. Seperti contoh dibawah ini.

 

Untuk mengisinya, double clik pada icon file survainya, contoh di atas adalah Lorong Utama. Maka akan muncul sebuah window baru yang kosong, siap untuk kita isi dengan data mentah.

9. Window tempat isian file survai yang masih kosong

 

10. Format pengisian data survai ke dalam form Walls.

Cukup tekan Enter untuk membuat kolom baru jika kita selesai memasukkan data di salah satu kolom. Untuk berpindah baris, tekan Enter dua kali atau Ctrl-Enter.

Urutan masukan data default-nya adalah sbb:

Stasiun From|Stasiun To|Jarak|Kompas|Clino|<Dinding kiri,Dinding kanan,Atap>

Perhatikan, bahwa program Walls menggunakan tanda titik (.) sebagai tanda koma (,). Misalkan, jarak dinding kanan stasiun 1 adalah satu setengah meter, maka masukkan 1.5, bukan 1,5. Tanda baca koma dipergunakan untuk memisahkan data pengukuran.

Pelajari lebih lanjut tentang Format Data Survai di Help-nya. Format of Survey Data.

Oleh Walls, data dinding kiri, dinding kanan, dan tinggi atap adalah milik stasiun 0 dan tegak lurus dengan garis survai (vektor).

Untuk masukan data mentah dengan format dan urutan yang berbeda, baca lebih lanjut tentang directive #Units.

Jenis survai yang dikenal Walls

Walls mengenal ada dua bentuk survai yang bisa diolah. Yaitu survai menggunakan Compass dan Tape (CT) dan survai menggunakan sistem Rectangular sumbu X dan Y (RECT) atau mungkin dikenal dengan Plan Table. (Eh tulisannya bener enggak?)

Lebih lanjut baca directive #Units RECT

Tinggi Instrumen dan Tinggi Target

Sebenarnya, sebelum kolom untuk dinding kiri-kanan-atap-lantai (Left Ruight Up Down-LRUD) ada dua kolom lagi ketiga dan keempat, yaitu untuk tinggi stasiun dan tinggi target. Jadi jika ada angka-angka di kolom setelah kolom untuk pembacaan clino dan sebelum angka LRUD, maka angka itu dianggap sebagai tinggi stasiun dan kemudian tinggi target dari lantai.

Namun pembuat Walls, menganjurkan agar survai dengan melakukan pengukuran Instrumen ke Target (IT) ini sebisa mungkin dihindari. Diskusi lebih lanjut tentang isu ini baca Help-Height Measurement Pitfalls.

Jika kebiasaan dalam pemetaan menggunakan tinggi stasiun dan tinggi target yang sama tinggi, maka kondisi itu dapat dihindari.

Pitch

Jika ada sebuah kolom yang ditinggalkan tidak diisi, misalkan kolom kompas tidak dibaca karena antar stasiun adalah sebuah pitch, maka pada kolom kompas berikan dua tanda minus (–).

Auto Sequencing Initial

Penamanaan stasiun sungguh bebas, sehingga kita bisa menamakan dengan menambahkan awalan apa saja untuk memudahkan kita mengetahui bahwa sebuah stasiun merupakan bagian lorong tertentu. Misalkan bagian lorong fosil, kita bisa menambahkan awalan nama stasiun dengan kata fsl. Kita dimudahkan dengan sebuah fasilitas auto sequencing initial yang disediakan Walls. Dengan fasilitas ini kita tidak perlu berkali-kali mengetikkan fsl, bahkan tidak perlu menambahkan angka sesuai dengan urutannya. Bila kita mengetikkan fsl1 dan fsl2 di baris satu, maka baris berikutnya akan secara otomatis terketikkan fsl2 dan fsl3.

Fasilitas ini bisa kita matikan dengan klik Option-Text Editor-Survey Files. Lalu muncul dialog box, dimana kita bisa menghapus centang pada label Auto Sequencing Initial. Atau dari toolbar yang bergambar

Namun fasilitas ini tidak akan terjadi jika kita menggunakan Ctrl-Enter untuk membuat baris baru. Dapat terjadi Auto Sequencing ini dengan dua kali Enter.

11. Compile data survai

Setelah semua data survai kita masukkan, kita bisa mulai memerintahkan Walls untuk memprosesnya, klik Compile.

Lalu akan muncul tampilan berikut ini.

12. Review peta gua

Dalam halaman review Map berikut ini kita dapat memeriksa dan menambahkan beberapa hal untuk kepentingan tampilan peta kita nanti.

Peta yang di Preview diatas adalah tampak atas (Plan). Kita juga bisa menampilkan preview-nya dalam Projected Elevation dengan klik tombol Profile. Kita bisa memutar peta tampak atas dengan menekan button yang berlambang putaran

13. Menampilkan Peta

Plan Section (Peta Tampak Atas)

Dari Review diatas, klik Display untuk menampilkan peta, maka muncullah Window baru yang menampilkan peta secara kasar, seperti berikut ini.

Klik kanan untuk memunculkan pop-up yang menampilkan beberapa opsi seperti contoh diatas.

· Measure Distances: menampilkan sebuah penggaris yang bisa kita pergunakan untuk mengukur jarak antar titik di window tersebut.

· Show Elevetion: menampilkan elevasi masing-masing stasiun

· Show Names: menampilkan nama stasiun sesuai dengan yang kita masukkan ke window isian data survai

· Show Prefix Names: jika kita menggunakan directive #Prefix maka nama prefix atau awalan akan muncul

· Show Markers: menampilkan tanda plus di tiap stasiun. Tanda ini bisa kita ubah sesuai dg keinginan kita dg mengganti di Flag Symbols.

· Show Flag: menampilkan simbol flag di stasiun yang sudah kita tetapkan sebelumnya dengan directive #Flag.

· Show Notes: menampilkan catatan-catatan hasil dari directive #Notes

· Show Passages: menampilkan lorong yang “kaku” sesuai dengan LRUD

· Show vectors: menampilkan garis vektor antar stasiun.

Warna dari: background, garis survai (vektor), lorong, teks nama stasiun, note, dan flag, bisa diatur di page segment seperti nomr 11 berikut ini.

Projected Elevation (Peta Tampak Samping Proyeksi)

Jika pada review no 10 tadi kita pilih klik Profile, maka display akan menampilkan peta tampak samping yang diproyeksikan (Projected Eleveation).

Kita bisa memilih sudut proyeksi yang diambil menggunakan button bergambar putaran tadi.

14. Segment

Klik Segments untuk memilih warna:Notes, Label, Marker stasiun, Background, dan lantai lorong (Passage Floors), flag symbol dll. Untuk memeriksa hasil perubahan warna sesuai yang kita pilih, klik Display.

Tampilan peta diatas ini adalah setelah mengalami perubahan warna yang dapat diatur di Page Segment.

Lihat di bagian Segement-Branch Totals, disitu terbaca ada 5 vektor yang berarti ada 5 lengan survai dan panjangnya adalah 33 meter.

Klik tombol Reports untuk menampilkan dialog Adjusted Total seperti dibawah ini.

15. Adjusted Total

Dari dialog box Adjusted Total, kita dapat memproduksi tiga buah laporan yaitu:

a. Shapefile yang nanti akan dapat dipergunakan dalam software buatan ESRI (ArcView) à klik tombol Shapefile,

b. Tiga dimensi. File VRML (virtual reality modelling language) yang menampilkan garis survai secara tiga dimensi à klik tombol Walls 3D,

c. Daftar koordinat dari masing-masing stasiun hasil olahan Walls.

klik tombol Coordinates

Sementara ini, kita coba mengekspor ke tiga dimensi dulu saja. Kita klik dulu saja button Walls 3D. mak.. klik!

16. Mengekspor ke file Walls3D

muncul dialog box berikut ini

Klik saja Export maka akan muncul window baru, Walls3D Viewer, yang menampilkan garis survai secara tiga dimensi.

17. Window Walls3D Viewer

Viewer dapat menampilkan peta secara tiga dimensi hanya center line-nya saja. Penampakan secara langsung-nya adalah tampak atas (plan), pergunakan kombinasi pada keyboard dan mouse untuk berbagai manuver dan perbesaran. Lihat teks paling bawah untuk melihat perintahnya.

Klik kiri untuk drag. Klik kanan untuk Zoom, Klik dua-duanya untuk memutarkan (rotasi).

18. Peta Gua SVG (Scalable Vector Graphics)

Peta gua yang kita buat dapat dieskpor ke sebuah file yang bertipe SVG, yang akan bisa diolah dengan beberapa software sehingga akhirnya akan menghasilkan sebuah peta tampak atas yang tidak kaku seperti display asli Walls. Software yang dapat dipergunakan untuk me-make up tersebut misalnya adalah Adobe Illustrator 10.

Untuk mengeksport peta gua kedalam format SVG, tampilkan review dulu. Lalu klik tombol untuk mengeksport ke SVG di pojok kanan atas. Tombol ke dua dari kanan.

lalu akan muncul dialog box di bawah ini:

Tekan OK untuk langsung menampilkan peta gua dalam format SVG oleh SVG Viewer.

Jika ingin me-make up peta sehingga tampilannya lebih bagus lagi (seperti dalam contoh Peta Kaua North Maze), lebih lanjut baca di Help-Importing and Exporting Maps as SVG.

19. Walls2d Viewer

Berikut ini adalah window yang menampilkan peta gua dalam format SVG. Kita lihat bahwa beberapa hal dalam peta gua tersebut dapat ditampilkan atau disembunyikan. Dengan menge-klik toolbar yang disediakan.

Namun, kita lihat bahwa toolbar untuk Walls dan Detail masih dalam keadaan disable. Artinye peta gua kita tidak memiliki layer walls (dinding) dan detail di lorong. Kita bisa melakukannya dengan proses tambahan seperti yang diterangkan diatas.

Lihat teks pada bagian bawah window. Itu adalah petunjuk bagi kita jika ingin zoom in atau zoom out, dan untuk menggeser (pan) peta.

20. Contoh poligon tertutup (loop)

Misalkan kita akan menambah sebuah lorong yang merupakan poligon tertutup, dan kita memisahkan data-nya dari data lorong sebelumnya (Lorong Utama) tapi masih merupakan satu sistem. Tambahkan satu item dengan klik New Item

sehingga akan muncul dialog box

Beri nama Poligon pada text box Title, dan loop untuk Name. Klik OK Lalu muncul tampilan berikut

Double klik pada item Poligon dan mulai masukkan data poligon di box data.

Lalu klik pada buku dan klik compile, sehingga muncul Review berikut ini.

Perhatikan, Page Traverse sudah ter-hilight, tadinya tidak (di Nomor 10). Ini menandakan bahwa sudah terdapat sebuah poligon/ loop atau kadang orang-2 sana menyebut traverse. Jika kita klik pada page tersebut, kita akan mendapatkan informasi ttg poligon/ loop/ traverse tersebut.

Mulai dari vektor orisinil-nya, koreksinya, hingga penutup X,Y,beda tinggi (East-North-Up-ENU Closure).

Agar tampilan peta di 3D dan SVG-nya diupdate sesuai dengan perubahan yang terjadi pada masukan data, maka perlu mengulangi proses eksport ke file VRML dan SVG seperti sebelumnya.


21. Informasi Geometri

Informasi ttg seluruh survai kita, dapat dilihat pada page Geometry.

22. Detach/ Attach

Detach adalah untuk melepaskan salah satu file survai dari seluruh sistem survai. Jika Lorong Poligon di-detach, maka ketika Root (gambar buku) di-compile, dia tidak akan disertakan dalam sistem.

Untuk mengikutkan dalam sistem atach, maka klik pada file survai Poligon, dan klik tombol Attcah.

DIRECTIVE

1. Directive #Units

Secara umum directive ini memberi tahu Walls bagaimana cara mengeinterpretasikan data. Sekalipun banyak sekali option yang berbeda yang dapat disertakan dalam directive ini, namun anda dapat meminimalkan dengan menerima semua defaultnya.

Survai Compass dan Tape (CT)

DAV adalah urutan memasukkan data Distance Azimuth dan Vertical. Jadi kita memasukkan data mentah sesuai dengan urutan jarak-kompas-clino. Kita bisa memasukkan dengan urutan sesuai dengan keinginan dan kebiasaan kita.

LRUD Left-Right-Down-Up yaitu dinding kiri-kanan-atap-dan lantai. Formatnya adalah <L,R,U,D>.

Jarak ke dinding kiri atau kanan, oleh Walls dianggap tegak lurus terhadap garis survai (vektor) antar stasiun. Contoh diatas, LRUD dianggap milik stasiun asal (From), jika terbiasa dengan pencatatan LRUD adalah miliki stasiun target (To), maka tuliskan keterangan Directive #Units LRUD=T.

Contoh diatas adalah default. Kita tidak perlu memasukkan directive jika kita melakukan survai dengan metode dan satuan pengukuran sesuai dengan default.

ika ingin melakukan perubahan urutan, perubahan satuan jarak, perubahan metode survai, memasukkan deklinasi berdasar referensi geografis, perubaha LRUD, silakan baca lebih lanjut tentang directive #Units.

Misalkan pengukuran dalam satuan meter, dengan urutan jarak (Distance), Kompas (Azimuth), dan Clino (Vertical) dan deklinasi 6.6 derajat maka lengkapnya ditulis sbb:

#Units Meters Order=DAV Decl=6.5

atau dibawah ini sudah cukup

#Units Decl=6.5

kecuali kalau ada suatu perubahan, kita dapat menetapkannya di directive ini. Baca lebih lanjut di Help- Format of Survey Data- Format of Survey Data- Overriding Default Units with Special Formats.

Jika kita menggunakan semua default-nya, maka kita perlu tidak terlalu banyak menulis directive #Units ini. Seperti yang dilakukan ASC selama ini sudah sesuai dengan default-nya. Misalkan survai kita, seperti biasa: menggunakan satuan meter, urutan masukan data jarak-kompas-clino (DAV), pengukuran dinding kiri-kanan di stasiun asal (LRUD=F), mustinya tertulis:

#Units Meters Order=DAV LRUD=F

kita dapat menghilangkan direktive unit seluruhnya. Kita bisa saja langsung menuliskan data kita TANPA rangkaian directive #Units seperti diatas.

Directive #Units RECT

Order=ENU atau NEU, dipilih tergantung keinginan, ENU adalah East North Up, yang berarti adalah East sebagai sumbu X, North sumbu Y, dan Up adalah beda tinggi. Urutannya defaultnya ENU.

2. Directive #Date

Formatnya adalah: #DATE yyyy-mm-dd

Dimana yyyy adalah tahun, mm adalah bulan, dd adalah tanggal survai.

Directive ini akan membuat Walls memproses data mentah dengan memasukkan deklinasi kompas sesuai dengan tanggal saat survai dilakukan.

Directive #Note

Kita pergunakan jika kita ingin memberikan sebuah catatan penting pada salah satu stasiun. Misalkan kita memberikan catatan bahwa di stasiun 10 terdapat komunitas udang bongkok. Formatnya adalah sbb.

#Note 10 Udang bongkok

Nanti dalam tampilan peta, akan dapat ditampilkan bahwa tepat pada stasiun 10 ada tulisan Udang bongkok.

3. Directive #Flag

Dengan directive ini kita bisa membuat bahwa sebuah stasiun akan memiliki simbol tertentu sesuai dengan yang ditetapkan dalam pengaturan nanti. Misalkan stasiun 6 adalah Picth maka formatnya adalah:

#Flag 6 /Pitch

Nanti dalam tampilan peta, dapat ditampilkan bahwa tepat pada stasiun 6 akan ada simbol Pitch. Namun simbol tersebut hanya terbatas pada yang sudah disediakan oleh Walls.

Lihat dalam Review Segment nomor 12. Klik pada tombol Flag, lalu muncul dialog box sbb

Kita bisa memilih simbol, untuk Pitch misalnya segitiga, maka klik PITCH(1) di bawah Flag Names and Station Counts, dan pilih bentuk serta warnanya di bagian kanan.

4. Directive #Fix

Directive ini dilibatkan untuk menunjukkan kepada Walls, bahwa salah satu stasiun memiliki sebuah koordinat global, baik yang ditemukan berdasarkan GPS ataupun dari peta. Koordinatnya dapat dalam bentuk derajat-menit-detik dan elevasi, derajat-menit dan elevasi, derajat dan elevasi. Dapat pula dalam bentuk UTM. Berikut ini contoh-contoh formatnya dalam beberapa kemungkinan bentuk:

#FIX A1 W97:43:52.5 N31:16:45 323f /Entrance ;dms dg elevasi ft

#FIX A2 W97:43.875 N31:16.75 323f ;dm

#FIX A3 W97.73125 N31.2791667 323f ;d

#FIX A4 620775.38 3461050.67 98.45 ;UTM

#Units feet order=NE

#FIX A5 3461050.67m 620775.38m 323 ;m suffix overrides ft units.

Perhatikan bahwa latitudes dan longitudes ditentukan dengan huruf awal: N atau S untuk latitudes dan E atau W untuk longitudes.

Mengenai datum yang dipergunakan, kita harus menyesuaikan dengan sumber informasi koordinat kita, jika menggunakan GPS, cari tahu dalam GPS tersebut map datum yang dipergunakan. Begitu pula apabila koordinat kita peroleh dari peta, map datum apa yang dipergunakan.

Kemudian kita atur Properties data survai kita, Klik PropertiesGeographical ReferenceChange.

Lalu aturlah dari dialog box berikut ini:

Mengatur waktu survai

 

Mengatur bujur dan lintang

Mengatur tampilan dalam derajat-menit-detik.

Mengatur datum


Jika sudah selesai, klik Accept.

Dalam contoh diatas, pada seksi Declination terdapat tanda tanya (?) ini disebabkan karena Walls yang dipergunakan dalam menyusun diktat ini tidak update karena Walls versi ini hanya mendukung Referensi Geografi sampai dengan tahun 2004 saja. Walls versi terbaru sudah mendukung referensi geografis mulai dari tahun 2005.

Tip & Trick

Search

Bila kita ingin melakukan pencarian klik kanan pada window data survey yang anda inginkan, lalu tekan Ctrl-F. Jika kita ingin melakukan terhadap salah satu vektor antar stasiun, misalnya antara 1B ke 1C. pada text box Find What, isikan 1B|1C. untuk menghasilkan garis vertikal ditengah 1B dan 1C, tekan Ctrl-Tab.

 

(Widjanarko, Sunu.2008.Survei dan Pemetaan.http://subterra.web.id)

Posted in All About Caving, Survey dan Pemetaan Gua | 4 Comments »

Vertical Rescue

Posted by Ardy Prasetyo on March 28, 2008

Jika kita sudah mempelajari teknik-teknik penelusuran gua vertikal (vertical caving), tak pelak lagi, kita harus menguasai teknik-teknik vertical rescue pula. Buku “Life on a line” Manual Rescuer Modern ditulis oleh Dr. D. F. Merchant merupakan referensi yang layak dibaca. Dapat didownload di link di bawah ini:

  1. Daftar isi
  2. IsiBab 1 Introduksi, tali, simpul, 17 simpul dasar yang dipergunakan, anchor dan belay, pulley
    Bab 2 Dasar-dasar hauling (mengangkat), Compound hauling, Counterbalance hauling.
    Bab 3 Advanced rigs, EN marking, PPE and the law, Rope testing, Contamination and disinfection, Training for rescue teams, The future of rescue ropework, References and other sources of information.

Posted in All About Caving, Cave Rescue | Leave a Comment »

Bahaya-bahaya Penelusuran Gua

Posted by Ardy Prasetyo on March 28, 2008

Sebelum lebih jauh mempelajari teknik-teknik penelusuran gua, langkah pertama yang perlu kita lakukan adalah mempelajari bahaya-bahaya penelusuran gua.

PENDAHULUAN

Setiap kegiatan di alam terbuka selalu memiliki resiko untuk terjadi kecelakaan. Sebenarnya kasus kecelakaan di kegiatan alam terbuka relatif kecil, akan tetapi setiap terjadi suatu kecelakaan selalu di ekspose secara besar – besaran sehingga banyak pihak yang menganggap bahwa kegiatan alam terbuka resikonya jauh lebih besar. Padahal kalau kita membaca surat kabar setiap hari selalu terjadi kecelakaan di jalan raya, tetapi orang menganggap bahwa naik motor atau mobil jauh lebih aman daripada melakukan kegiatan petualangan di alam terbuka.

Pada dasarnya pada semua kegiatan alam terbuka bahaya kegiatan ini selalu terbagi dalam dua jenis, yaitu bahaya dari pelaku kegiatan dan bahaya yang berasal dari lingkungan atau alam. Bahaya dari segi pelaku kegiatan sebenarnya dapat diminimalkan sekecil mungkin dengan melakukan persiapan pengetahuan, fisik, teknis dan non teknis. Sedangkan bahaya dari segi lingkungan untuk sebagian orang tidak dapat diperhitungkan, misalnya faktor cuaca, tetapi untuk kegiatan speleologi dan penelusuran gua semua faktor masih dapat diperhitungkan, sehingga yang paling berperan adalah faktor human error / kesalahan dari pihak manusia sebagai pelaku kegiatan.

Dalam kegiatan speleologi dan penelusuran gua, bahaya dari faktor lingkungan dapat diminimalkan bahkan dihilangkan bila kualitas SDM / pelaku kegiatan di optimalkan, serta konsekuen terhadap etika, moral dan kewajiban penelusuran gua.

KLASIFIKASI dan URAIAN BAHAYA GUA

Dalam kegiatan speleologi dan penelusuran gua bahaya ini diklasifikasikan menjadi dua yaitu :

A. ANTHROPOSENTRISME
B. SPELEOSENTRISME

Anthroposentrisme adalah bahaya yang dapat menimpa manusia sebagai pelaku kegiatan penelusuran gua, terbagi lagi menjadi bahaya yang disebabkan oleh manusia itu sendiri dan bahaya yang disebabkan oleh gua sebagai media kegiatan penelusuran.

Beberapa bahaya dari sisi Anthroposentrisme ini adalah :

1. FAKTOR MANUSIA

a. Ceroboh , sembrono , nekad
* Kurang persiapan ( informasi, fisik, teknik, perlengkapan, logistik )
* Tidak menguasai teknik dan peralatan ( salah alat, melepas alat, tidak disimpul )
* Tidak menguasai teknik penelusuran ( panjat, renang, selam, SRT )
* Terpeleset
* Memilih pijakan labil
* Kepala terantuk batu , ornamen, atap gua
* Merubah formasi gua
* Tidak mematuhi Etika, Moral dan Kewajiban penelusuran gua
* Memaksakan diri mengejar target kegiatan

b. Tersesat
* Kurang pengamatan pada waktu masuk
* Sumber cahaya habis
* Gua labirin dan bertingkat
* Terlalu lelah

c. Tenggelam
* Tidak dapat berenang
* Dapat berenang tetapi sembrono
* Cave Diving

d. Salah dalam pembagian Tim penelusuran
* Tidak sesuai kemampuan
* Pembagian beban tidak merata

2. FAKTOR PERALATAN
a. Berkurangnya kualitas peralatan
* Aus ( pemakaian over, tidak dirawat, salah pakai, dll )
* Rusak ( terpakai, tersimpan, jatuh, dll )
* Friksi pada saat penggunaan

b. Penggunaan tidak semestinya
* Terkena beban ungkit, beban bukan pada arah yang direkomendasikan
* Descending terlalu dalam, terlalu cepat

c. Beban berlebihan
* Salah pemasangan lintasan
* Transfer barang, Rescue

d. Penyusutan tidak terkontrol
* Penyimpanan
* Penggunaan
* Pencucian

3. FAKTOR GUA DAN ALAM

1. Banjir, tenggelam, arus deras, sump, siphon, lumpur dalam, lumpur hisap
2. Runtuh

  • gempa
  • labil
  • penambangan
  • umur gua
  • manusia

c. Gas berbahaya

d. Penyakit akibat virus, bakteri, dan jamur .

e. Binatang berbahaya

* berbisa,
* beracun,
* menyengat,
* menggigit,
* mengisap darah,

f. Tanaman berbahaya ( jelatang, kemadoh, lugut / aur / duri halus, dll )

g. Air mengandung bakteri Coli, air akumulasi guano, air kencing binatang pengerat (tikus)

h. Hipothermia ( Kedinginan, penurunan suhu tubuh )

* Sungai bawah tanah
* Angin
* Tidak membawa pakaian yang memadai
* Kurang kalori
* Kebanjiran

i. Dehidrasi ( Kekurangan cairan tubuh )

* Haus yang berlebihan
* Gua pengap dan panas
* Udara tidak mengalir

j. Debu halus ( batuk, sakit mata, pernafasan terganggu )

k. Tersambar petir ( di permukaan, di dalam melalui aliran air )

l. Terkena aliran listrik ( lampu, genset, pompa air )
m. Mistis, mitos, legenda ( bahaya sekunder )

* Kepercayaan masyarakat
* ‘X’ File, mahluk halus
* Pelecehan terhadap Juru Kunci

Speleosentrisme adalah bahaya yang dapat menimpa gua akibat dipergunakan sebagai media kegiatan penelusuran gua.

  • Pengaruh terhadap bentukan di dalam gua
  • Pengotoran lingkungan gua ( vandalisme, sampah, aroma tak sedap )
  • Perusakan ornamen gua ( pematahan perusakan, pengambilan, corat – coret )
  • Perusakan oleh penambangan di dalam gua
  • Perusakan sistem hidrologi dan kualitas airnya
  • Pembuatan bangunan dengan design overkill

2. Pengaruh terhadap ekosistem gua ( akibat kunjungan berlebihan, suara berlebihan, cahaya berlebihan, kotoran dari luar masuk ke dalam gua )

1. Avia fauna
2. Aqua fauna

3. Pengaruh terhadap ekosistem karst

1. Pengaruh ledakan populasi hama akibat terganggunya biota gua ( walet, Sriti, Kelelawar )
2. Binatang langka terusik dari gua ( harimau, srigala, dll )

1. ANTISIPASI

Antisipasi untuk masing – masing klasifikasi bahaya berbeda – beda, tetapi pada dasarnya adalah bagaimana kegiatan penelusuran gua ini dapat dilakukan tanpa menimbulkan bahaya bagi pelaku maupun bagi guanya, sehingga hasil dari kegiatan penelusuran gua ini bermanfaat bagi penelusur gua maupun bagi masyarakat sekitar gua.

Satu – satunya jalan untuk lepas dari bahaya Anthroposentrisme adalah dengan konsekuennya pelaku kegiatan terhadap Etika, Moral dan Kewajiban Penelusur Gua, serta selalu meningkatkan kualitas pengetahuan kita terhadap pengetahuan pendukung speleologi. Sedangkan antisipasi bagi gua – gua yang memiliki nilai ilmiah tinggi adalah dengan :

1. Memberlakukan prosedur perijinan yang ketat
2. Menciptakan SDM yang standar untuk mengawasi dan mengontrol gua – gua yang sering dikunjungi
3. Memberdayakan dan pelibatan masyarakat setempat untuk menjaga gua – gua di lokasi mereka
4. Menjaga kepercayaan masyarakat dan meng-angkerkan gua tertentu demi tujuan konservasi
5. Mengangkat jurukunci khusus untuk menjaga gua tertentu

II. REFERENSI INSIDEN

1. Insiden yang pernah terjadi dalam kegiatan penelusuran gua : banjir, kejatuhan batu, blocking di simpul dan sambungan, terpeleset
2. Kecelakaan dalam penelusuran gua ( L. Kayu Ares, gua Kedung Pawon, gua Sriti, gua Buniayu, L. Jati )
3. Kerusakan gua akibat kegiatan manusia

1. Penelusuran gua : G. Seropan (Ponjong, Gunung Kidul), G. Semuluh (Semanu, Gunung Kidul), L. Jaran (Pacitan), L. Cokro (Ponjong, Gunung Kidul)
2. Wisata : Gua Jatijajar (Ayah, Kebumen), Gua Gong (Pacitan), gua Tabuhan (Pacitan)
3. Penambangan : gua Cenguk (Ponjong, Gunung Kidul), Gua Pucung (Buayan), gua Lalay, gua Lawa
4. Lain – lain : Gua Rahayu Adipala

Posted in All About Caving, Cave Rescue | 1 Comment »

Penyakit

Posted by Ardy Prasetyo on March 28, 2008

Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh aktifitas penelusuran gua atau bersumber dari gua. Beberapa penyakit yang berdasarkan laporan (Cave-Associated Disease Database Tabel 1 dan Tabel 2 ) sudah teridentifikasi memiliki sumber penyebaran dari gua, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:

  1. Histoplasmosis
  2. Leptospirosis
  3. Rabies
  4. Leishmaniasis
  5. Penyakit kulit: Athlete’s Foot.

Histoplasmosis

Histoplasmosis adalah infeksi dengan bermacam gejala dan tingkat keseriusan. Biasanya berpengaruh pada paru-paru. Saat merusak bagian dari tubuh yang lain, disebut disseminated histoplasmosis. berikut adalah tanya jawab seputar Histoplasmosis.

  • Histoplasmosis [his-toh-plaz-MOH-sis] adalah infeksi jamur dengan berbagai macam gejala dan tingkat keparahan.
  • Histoplasmosis biasanya merusak paru-paru dan menyebabkan sebuah akibat dalam waktu singkat, infeksi paru-paru yang dapat diobati. Saat mempengaruhi bagian tubuh yang lain, ini disebut disseminated histoplasmosis. disseminated histoplasmosis dapat berakibat mematikan.
  • Jamur histoplasmosis hidup di tanah, terutama tanah yang kaya kotoran kelelawar dan burung.
  • Orang dihinggapi histoplasmosis saat bernafas di daerah berdebu yang mengandung jamur tersebut.
  • Histoplasmosis dapat diobati dengan obat pembasmi jamur.
  • Untuk mencegah histoplasmosis: 1) hindari pembongkaran debu dari soil yang mungkinmengandung kotoran kelelawar atau burung dan 2) hindari gangguan terhadap akumulasi (kumpulan) kotoran kelelawar atau burung.

Perantaraan penularan apa yang menyebabkan histoplasmosis?
Histoplasmosis disebabkan oleh Histoplasma capsulatum, suatu jenis jamur. Jamur ini menghasilkan spora yang dapat terhirup saat berada di udara. Spora adalah sebuah bentuk pertahanan jamur yang dapat membuatnya hidup pada sebuah lingkungan untuk waktu yang lama.

Diamana ditemukan histoplasmosis ?
Jamur histoplasmosis dapat ditemukan diseluruh dunia. Jamur tumbuh alamiah di tanah di beberapa area di Amerika, kebanyakan di daerah negara bagian barat-tengah dan tenggara dan sepanjang Ohio dan lembah sungai Mississippi. Jamur ini tumbuh dengan subur di tanah yang kaya dengan kotoran kelelawar dan burung.

Bagaimana orang dapat terkena histoplasmosis?
Histoplasmosis tersebar melalui udara. Jika tanah yang mengandung jamur histoplasmosis terganggu, spora jamur akan terbagng ke udara. Orang kemudian menghirup spora dan terkena histoplasmosis. Penyakit ini tidak menular dari satu orang ke orang lain.

Apa gejala dan tanda-tanda histoplasmosis?
Kebanyakan orang yang terinfeksi tidak memiliki gejala-gejala. Saat gejalannya datang, sangat bermacam-macam gejalanya, tergantung kepada bentuk dari penyakitnya.

Infeksi paru-paru dapat menjadi short-term (acute) dan relatif ringan, atau dapat juga menjadi long-term (kronis) dan serius. Gejala-gejala infeksi paru-paru akut adalah kelelahan, demam, dingin, sakit di dada, dan batuk kering. Infeksi paru-paru kronis dapat seperti tuberculosis dan terjadi di sebagian besar orang yang telah sakit paru-paru. Hal ini dapat berkembang berbulan-bulan atau bertahun-tahun dan melukai paru-paru.

Disseminated histoplasmosis menampakkan berbagai bentuk gejala yang serius dan dapat menular ke semua organ tubuh. liver dan limpa biasanya membesar, dan luka didalam mulut atau sistem gastrointestinal dapat berkembang. Disseminated histoplasmosis dapat menyebabkan kematian.

Berapa lama munculnya gejala?

Gejala-gejala dari penyakit yang akur muncul biasanya 5 sampai dengan 18 hari (biasanya 10 hari) setelah mendapatkan.

Bagaimana histoplasmosis didiagnose?

Diagnose dapat dikerjakan dengan perlakuan laboratorium atau test darah. Test ringan juga mungkin tetapi hanya bermanfaat untuk pemeriksaan penjangkitan, bukan untuk diagnosis.

Siapa yang beresiko terkena histoplasmosis?
Semua orang dapat terkena histoplasmosis. Infeksi paru-paru kronis lebih umum pada laki-laki daripada perempuan, dan terutama orang dengan penyakit paru-paru kronis. Disseminated histoplasmosis terdapat lebih sering pada bayi, anak-anak, dan orang dengan sistem kekebalan yang rendah, seperti misalnya kanker dan infeksi HIV.

Komplikasi apa yang dihasilkan oleh histoplasmosis?

Histoplasmosis akut dapat terus menjadi lebih buruk dan menjadi kronis. Histoplasmosis akut dapat juga dapat dari paru-paru ke organ tubuh lain dan membuatnya menjadi bentuk penyakit yang menyebar, terutama pada orang yang sistem kekebalan tubuhnya lemah.

Apa perlakuan untuk histoplasmosis?

Orang dengan penyakit ringan biasanya dapat sembuh dengan sendirinya. Beberapa kasus dari histoplasmosis akut dan semua kasus kronis serta penyakit yang tersebar diobati dengan obat pembasmi jamur.

Seberapa lazim histoplasmosis?

Infeksi dengan histoplasmosis sudah umum, tetapi penyakitnya jarang-jarang. Sebanayk 80 prosesn orang yang tinggal di U.S dimana jamur tersebut sudah lazim telah positif terkena berdasar pemeriksaan ringan, dalam artian mereka telah terinfeksi pada masa lalu. Betapapun, orang-orang tersebut tidak memiliki catatan gejala-gejala histoplasmosis sebelumnya.

Apakah histoplasmosis sebuah penyakit infeksi yang muncul?

Ya. Histoplasmosis adalah sedang berkembang, sebagian besar karena meningkatnya orang dengan sistem kekebalan yang lemah. Ini termasuk dengan orang yang terinfeksi HIV, yang memiliki transplantasi sumsum tulang atau organ, dan penerima chemotherapy dan kanker.

Bagaimana pencegahan histoplasmosis?

  • Bukan hal yang praktis untuk melakukan tes atau dekontaminasi semua area yang diketahui atau yang dimungkinkan terkontaminasi dengan jamur histoplasmosis, tetapi langkah-langkah yang dapat menurunkan resiko:
  • Menghindari area dimana jamur dapat tumbuh, terutama area dengan akumulasi kotoran burung dan kelelawar. Jamur sering tumbuh disekitar kandang ayam yang tua, di gua dan area lain dimana tinggal kelelawar, dan sekitar tempat betenggernya burung jalak dan burung hitam.
  • Hindari gangguan terhadap akumulasi kotoran kelelawar atau burung, dan minimalkan pembongkaran debu yang terdapat pada areal potensial terkontaminasi. Sebelum mengaduk-aduk tanah, semprotkan dengan air.
  • Saat bekerja di area yang beresiko tinggi, pergunakan pakaian sekali pakai dan masker debu yang melindungi hidung dan mulut.

Fact sheet ini adalah hanya sebagai informasi tidak dalam artian untuk dipergunakan sebagai diagnosis pribadi atau sebagai pengganti konsultasi dengan penyedia layanan kesehatan. Jika anda memiliki pertanyaan tentang penyakit yang dijelaskan diatas atau mungkin anda terinfeksi oleh jamur, berkonsultasilah dengan penyedia layanan kesehatan.

Leptospirosis Kembali


Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan bakteri yang mengenai manusia dan binatang. Disebabkan oleh bakteri dari genus Leptospira. Untuk manusia menyebabkan gejala-gejala yang amat banyak, dan sebagian orang lain bahkan tidak menampakkan gejala sama sekali. Gejala dari leptospirosis termasuk diantaranya adalah demam tinggi, sakit kepala yang hebat, kedinginan, nyeri otot, dan muntah-muntah, dan mungkin menyebabkan muntah-muntah (kulit dan mata kuning), mata merah, sakit sekitar perut, diare, atau rash. Jika tidak ditangani, pasien dapat menderita kerusakan ginjal, meningitis (radang membrane sekitar otak dan saraf tulang belakang), gagal hati, dan kerusakan alat pernapasan. Banyak dari gejala ini salah diperkirakan terhadap penyakit lain. Leptospirosis dapat dikonfirmasikan dengan tes laborat contoh darah dan urine.

Bagaimana orang bisa terkena leptospirosis?

Penjangkitan leptospirosis biasanya disebabkan terkontaminasinya air oleh urine binatang yang terinfeksi. Banyak jenis binatang yang membawa bekteri; mereka mungkin akan sakit tetapi terkadang tidak memiliki gejala sama sekali. Organisme leptospira telah ditemukan di dalam lembu, babi, kuda, anjing, binatang pengerat, dan binatang liar. Manusia dapat terinfeksi melalui kontak dengan air, makanan, atau tanah yang mengandung urine dari binatang yang terinfeksi. Mungkin dengan memakan makanan atau minum air yang terkontaminasi atau melaluji kontak kulit, terutama dengan permukaan selaput lendir (mucosal), seperti misalnya mata atau hidung, atau dengan kulit rusak. Penyakit tidak ditemukan tersebar dari orang ke orang.

Berapa lama jangka waktu dari terjangkit dan saat orang menjadi sakit?

Waktu antara terjangkitnya orang dari sumber kontaminasi dan menjadi sakit adalah 2 hari sampai 4 minggu. Keadaan sakit biasanya dimulai dengan tiba-tiba deman dan gejala lain. Leptospirosis dapat terjadi dalam dua fase; setelah fase pertama, dengan demam, kedinginan, sakit kepala, nyeri otot, muntah-muntah, atau diare, pasien mungkin dapat sembuh bebrapa sat sebelum sakit lagi. Jika fase kedua terjadi, hal ini lebih hebat lagi; orang dapat mengalami gagal ginjal atau hati atau radang selaput (meningitis). Fase ini juga disebut penyakit Weil. Keadaan sakit yang terakhir ini dari beberapa hari sampai 3 minggu. Tanpa pengobatan, penyembuhan dapat sampai beberapa bulan.

Dimana ditemukan leptospirosis?

Leptospirosis terjadi di seluruh dunia tetapi biasanya pada suhu atau iklim tropis. (nah lo). Resiko pekerjaan untuk banyak orang yang bekerja diluar atau dengan manusia, sebagai contoh, petani, pekerja sampah, dokter hewan atau yang berhubungan dengna hewan (veterinarians), pekerja ikan, pekerja pemerahan susu, atau anggota militer. Bahaya yang berhubungan dengan rekreasi untuk perkemahan atau apa saja yang berhubungan dengan kegiatan alam bebas di area yang terkontaminasi dan memiliki hubungan dengan renang, pengarungan sungai dan whitewater rafting di dalam danau dan sungai yang terkontaminasi. Insiden ini juga meningkat diantara anak-anak di daerah kota.

Bagaimana pengobatan leptospirosis?

Leptospirosis diobati dengan antibiotik, seperti misalnya doxycycline or penicillin, yang harus diberikan dibagian hulu penyakit. Antibiotik kedalam pembulu darah (intravenous) diperlukan untuk orang dengan beberapa gejala. Orang dengan gejala yang mengarah pada leptospirosis harus menghubungi penyedia layanan kesehatan.

Dapatkah leptospirosis dicegah?

Resiko terjangkit leptospirosis dapat sangat dikurangi dengan tidak berenag atau mengarungi air yang mungkin telah terkontaminasi dengan urine binatang.

Pakaian pelindung atau sepatu harus dipakai bagi mereka yang tidak terlindug terhadap air atau tanah yang terkontaminasi karena pekerjaan atau kegiatan rekreasi

Rabies Kembali


Rabies adalah sebuah encephalomyelitis maut yang akut disebabkan oleh virus neurotropik dari famili Rhabdoviridae, genus Lyssavirus, dan hampir selalu disebarkan oleh gigitan binatang yang innoculate virus hingga luka. Sangat jarang rabies disebarkan oleh karena bukan gigitan yang memasukkan virus kedalam luka yang terbuka atau selaput lendir. Penyakit berkembang dari fase prodromal yang tidak spesifik sampai paresis atau paralysis; kejang otot telan dapat terdorong oleh penglihatan, suara, atau melihat air (hydrophobia); kegilaan dan ledakan tawa dapat terjadi, diikuti dengan koma dan kematian. Semua mamalia diyakini rentan, tetapi gudangnya terdiri dari karnivora dan kelelawar. Sekalipun anjing merupakan gudang utama di negara-negara berkembang, epidemiologi penyakit ini cukup berbeda dari satu daerah atau negara dengan yang lain sehingga evaluasi medis harus memperhitungkan semua gigitan mamalia.

Kejadian

Rabies ditemukan di semua benua, kecuali Antartica. Di area tertentu di dunia, rabies anjing tetap merupakan endemik yang tinggi, diantaranya adalah (tetapi tidak terbatas pada) Brazil, Bolivia, Colombia, Ecuador, El Salvador, Guatemala, India, Mexico, Nepal, Peru, Philippines, Sri Lanka, Thailand, dan Vietnam. Penyakit ini juga ditemukan di anjing-anjing di hampir kebanyakan negara lain di Africa, Asia, dan America Tengah dan Selatan, kecuali mungkin yang ada di Tabel.

Table dibawah berisi daftar negara-negara yang dilaporkan tidak ada rabies selama hampir 2 tahun terakhir (dimana hal ini dihubungkan dengan “negara bebas rabies”). Informasi tambahan dapat ditemukan dari sumber-sumber kesehatan lokal tiap negara, kedutaan besar, atau kantor konsulat lokal di AS.

Resiko bagi Pelancong

Pelancong ke negara yang sedang endemik harus diperingatkan dapat terjangkit rabies, sekalipun vaksinasi rabies tidak dibutuhkan untuk memasuki suatu negara. Pelancong di alam bebas yang luas tanpa perlindungan, malam hari, dan waktu-waktu malam di daerah pedesaan, seperti misalnya petualang sepeda, berkemah, atau kegiatan-kegiatan tertenu, dapat beresiko tinggi sekalipun jika perjalan mereka hanya singkat.

Tindakan Pencegahan

Vaksin

Vaksin preexposure dengan human diploid cell rabies vaccine (HDCV), purified chick embryo cell (PCEC) vaccine, atau rabies vaccine adsorbed (RVA) dapat direkomendasikan untuk pelancong internasional yang berbasis pada timbulnya rabies lokal di negara-negara yang dikunjungi, ketersediaan antirabies biologis yang sesuai, dan aktifitas yang akan dilakukan dan lama tinggal dari si pelancong. Vaksin preexposure dapat direkoemndasikan untuk veterinarian, animal handlers, ahli biologi lapangan, penelusur gua (spelunker), missionaries, dan pekerja laboratorium tertentu. Table 3-13 menyediakan kriteria untuk preexposure vaccination. Preexposure vaccination tidak menghilangkan kebutuhan bagi tambahan medik yang dibutuhkan setelah terjangkit rabies, tetapi postexposure prophylaxis biasan di populasi yang beresiko dengan menghilangkan kebutuhan rabies immune globulin (RIG) dan dengan meningkatkan jumlah dosis vaksin yang dibutuhkan. Preexposure vaccination merupakan hal utama yang penting untuk pelancong yang beresiko terkena rabies di negara-negara dimana secara daerah tersedia vaksin rabies yang mungkin membawa resiko tinggi reaski yang merugikan. Preexposure vaccination dapat juga menyediakan perlindungan dimana ada tanda-tanda rabies yang tidak jelas atau tidak dikenal dan jika mungkin postexposure prophylaxis terlambat.

Table 3-12.–Negara dan Satuan-satuan Politik Yang DIalporkan Tidak ada Kasus Rabies Selama 1997 and 1998.*

Africa

Cape Verde, Libya, Mauritius, Réunion, dan Seychelles

Americas

Utara: Bermuda; St. Pierre and Miquelon
Karibia: Antigua dan Barbuda, Aruba, Bahamas, Barbados, Cayman Islands, Guadeloupe, Jamaica, Martinique, Montserrat, Netherlands Antilles (Bonaire, Curaçao, Saba, Sint Maarten, dan Saint Eustatius), Saint Kitts (Saint Christopher) dan Nevis, Saint Lucia, Saint Martin, Saint Vincent dan Grenadines, dan Virgin Islands (U.K. dan U.S.)
Selatan: Uruguay

Asia

Armenia, Bahrain, Brunei, Cyprus, Hong Kong, Japan, Kuwait, Malaysia (Sabah and Sarawak), Maldives, Qatar, Singapore, Taiwan, dan United Arab Emirates

Europe

Albania, Andorra, Faroe Islands, Finland, Gibraltar, Greece, Iceland, Ireland, Isle of Man, Italy, Jersey, Malta, Monaco, Norway (mainland), Portugal, Spain*(except Ceuta/Melilla), Sweden, Switzerland, dan United Kingdom

Oceania†,

Australia*, Cook Islands, Fiji, French Polynesia, Guam, Kiribati, New Caledonia, New Zealand, Palau, Papua New Guinea, Samoa, and Vanuatu
* Rabies kelelawar mungkin terjadi di beberapa area yang bebas dari rabeis terestrial
† Sebagian besar Lautan Pasifik dilaporkan “bebas rabies”.

Tindakan Pencegahan

Vaksin

(saya butuh sumbangan dari Dokter dan orang yang berwenang untukmenerjemahkan uraian berikut ini)

Preexposure vaccination with human diploid cell rabies vaccine (HDCV), purified chick embryo cell (PCEC) vaccine, or rabies vaccine adsorbed (RVA) may be recommended for international travelers based on the local incidence of rabies in the country to be visited, the availability of appropriate antirabies biologicals, and the intended activity and duration of stay of the traveler. Preexposure vaccination may be recommended for veterinarians, animal handlers, field biologists, spelunkers, missionaries, and certain laboratory workers. Table 3-13 provides criteria for preexposure vaccination. Preexposure vaccination does not eliminate the need for additional medical attention after a rabies exposure, but simplifies postexposure prophylaxis in populations at risk by eliminating the need for rabies immune globulin (RIG) and by decreasing the number of doses of vaccine required. Preexposure vaccination is of particular importance for travelers at risk of exposure to rabies in countries where the locally available rabies vaccines might carry a high risk of adverse reactions. Preexposure vaccination can also provide protection when there is an unapparent or unrecognized exposure to rabies and when postexposure prophylaxis might be delayed.

Purified equine rabies immune globulin (ERIG) has been used effectively in developing countries where human rabies immune globulin (RIG) might not have been available. If necessary, such heterologous product is preferable to no RIG administration in human rabies postexposure pro-phylaxis. The incidence of adverse reactions after the use of these products has been low (0.8% to 6.0%), and most of those that occurred were minor. However, such products are neither evaluated by U.S. standards nor regulated by the U.S. Food and Drug Administration, and their use cannot be unequivocally recommended at this time. In addition, unpurified antirabies serum of equine origin might still be used in some countries where neither human RIG nor ERIG are available. The use of this antirabies serum is associated with higher rates of serious adverse reactions, including anaphylaxis.

Pelacong seharusnya diberitahu bahwa gigitan atau cakaran binatang harus menerima perawatan lokal dengan cepat dengan membersihkan luka dengan sabun dan air dalam jumlah besar; perawatan lokal ini sangat berarti dalam mengurangi resiko rabies. Pelancong yang mungkin telah terjangkit rabies dianjurkan untuk selalu berhubungan dengan yang memegang wewenang kesehatan untuk saran-saran mengenai postexposure prophylaxis dan harus berhubungan dengan dokter pribadi atau departemen kesehatan sesegera mungkin setelah itu.

Sumber asli dan penyakit-penyakit lain bagi pelancong lihat: http://www.cdc.gov/travel/diseases/

Leishmaniasis Kembali


Catatan penulis : dalam Cave-Associated Disease Database banyak dilaporkan kasus penyakit ini. Leishmaniasis adalah penyakit parasitik yang ditularkan oleh gigitan dari beberapa spesies lalat pasir. Penyakit ini biasanya dalam wujud baik yang dalam bentuk berhubungan dengan kulit (cutaneous) atau bentuk lebih mendalam (organ dalam/ visceral). Leishmaniasis cutaneous dicirikan dengan satu luka atau lebih (terbuka maupun tertutup) yang berkembang dari beberapa minggu hingga beberapa bulan setelah seseorang tergigit oleh lalat pasir yang terinfeksi. Wujud dari visceral leishmaniasis, seperti misalnya demam, pembesaran limpa dan hati, dan anemia, khusus unutk yang berkembang berbulan-bulan, tetapi kadan sampai bertahun-tahun, setelah seseorang terinfeksi.

Kejadian

Leishmaniasis telah ditemukan kira-kira 90 negara tropis dan subtropis diseluruh dunia. Lebih dari 90% kasus visceral leishmaniasis terdapat di Bangladesh, Brazil, India, Nepal, and Sudan. Juga terdapat di beberapa negara berikut: Amerika (dari Argentina utara sapai selatan Texas di United States); bagian utara Asia, Timur Tengah; dan Afrika (terutama Afrika timur dan utara). Leishmaniasis tidak ditemukan di Australia atau Oceania (yaitu, kepulauan Pasifik, termauk Melanesia, Micronesia, dan Polinesia).

Di Indonesia?? Siapa tahu

Resiko untuk pelancong

Orang semua umur beresiko terkena leishmaniasis jika mereka hidup atau melakukan perjalanan dimana terdapat leishmaniasis. Leishmaniasis lebih sering di daerah pedesaan daripada perkotaan, tetapi juga ditemukan di pinggiran beberapa kota. Resiko tertinggi untuk orang yang berada di alam bebas terhadap daerah endemik leishmaniasis antara petang hingga fajar. Petualang, relawan Korp Perdamaian, misionaris, ornithologists (ahli ilmu burung), orang-orang yang mengerjaka penelitian pada malam hari, dan tentara adalah contoh orang-orang yang memiliki resiko lebih tinggi terkena leishmaniasis (terutama cutaneous leishmaniasis).

Tindakan Pencegahan

Vaksin dan obat untuk pencegahan infeksi tidak tersedia. Tindakan pencegahan untuk tiap individu adalah yang ditujukan dengan menghilangkan kontak dengan lalat pasir. Petualang disarankan untuk menghindari kegiatan lapangan saat lalat pasir paling aktif (petang hingga fajar). Sekalipun lalat pasir terutama adalah menggigit di malan hari, namun infeksi dapat diperoleh saat siang hari jika lalat pasir terganggu dari istirahatnya. Kegiatan lalat pasir di sebuah daerah sering kali diremehkan karena lalat ini tidak bersuara, dan jarang menggigit yang mungkin tidak terperhatikanPetualang disarankan untuk menggunakan pakaian pelindung dan penolak serangga untuk perlindungan tambahan.

Pakaian harus melindungi tubuh sebanyak mungkin dan dapat dapat ditoleransi dengan iklim setempat. Penolak serangga dengan N,N-diethylmetatoluamide (DEET) harus dipakai terhadap kulit yang terbuka dan pada pinggiran pakaian, seperti misalnya ujung lengan baju, dan lengan pendek. Harus dipakai menurut petunjuk pabriknya, ulangi pemakaian jika dibutuhkan di kondisi keringat yang berlebihan, diseka, dan dicuci. Sekalipun pakaian diberi permethrin dapat memberikan tambahan perlindungan, hal ini tidak menghapus kebutuhan penolak serangga pada kulit yang terbuka dan harus diulangi setelah lima kali pencucian.

Kontak dengan lalat pasir dapat dikurangi dengan menggunakan kelambu dan memasang kasa pada pintu dan jendela. Jaring yang rapat (paling tidak 18 lubang per inch; beberapa sumber menyarankan lebih rapat lagi). Namun jaring yang semacam ini berat untuk dipakai di iklim panas. Selai itu bentuk perlindungan lain dengan menyemprotkan insektisida.

Untuk lebih detail lagi lihat: http://www.cdc.gov/travel/diseases/leishmaniasis.htm


Athlete’s foot Kembali

Athlete’s foot adalah penyakit yang disebabkan oleh jamur, biasanya terdapat diantara dua jari kaki. Jamur biasanya menyerang kaki karena sepatu menimbulkan suhu yang hangat, gelap, dan lingkungan yang lembab dimana mendorong jamur untuk tumbuh. Hangat dan lembab di daerah sekitar kolam renang, shower, dan lemari dingin, juga merupakan tempat tumbuh jamur. Karena infeksi ini sangat umum dikalangan atlet yang seringkali mempergunakan fasilitas tersebut, istilah ìathlete’s footî menjadi populer.

Tidak semua kondisi berjamur merupakan athlete’s foot. Kondisi lain seperti misalnya gangguan mekanisme keringat, reaksi terhadap zat warna atau perekat di sepatu, eksim, dan psoriasis (sejenis penyakit kulit yang kronis), juga mirip dengan athlete’s foot.

Gejala

Tanda-tanda athlete’s foot, salah satu atau bersama-sama, adalah kulit kering, gatal bersisik, radang, dan melepuh. Lepuhan ini sering kali menjadi kulit yang membuka. Saat pecah, muncul lecet kecil di jaringan, yang menyebabkan sakit dan bengkak. Gatal dan hangus dapat bertambah sebagaimana dengan penyebaran infeksi.

Athlete’s foot dapat berkembang hanya pada kaki dan jari-jarinya. Dapat berkembang ke bagian tubuh yang lain, khususnya pada kunci paha dan ketiak, akibat garukan pada infeksi dan kemudian menyentuh bagian lain.

Organisme menyebabkan athlete’s foot dapat berlangsung tahan lama. Sebagai konsekuensi infeksi yang menyebar dari seprai atau pakaian yang terkontaminasi ke bagian tubuh yang lain.

Pencegahan

Tidak mudah mencegah athlete’s foot karena biasanya menyangkut dengan ruang pakaian, shower, dan kolam renang, ruang ganti pakaian dimana kaki telanjang terjadi kontak dengan kaki sehat. Mencuci kaki tiap hari dengan sbun dan air, keringkan dengan hati-hati, terutama antar jari, dan mengganti sepatu dan kaus kaki secara teratur untuk mengurangi uap, membantu mencegah jamur menginfeksi kaki. Juga sangat membantu jika menggunakan bedak kaki tiap hari.

Tips Hindari berjalan bertelanjang kaki; pergunakan sepatu. Kurangi keringat dengan menggunakan bedak talcum. Pergunakan sepatu yang ringan dan sirkulasi udara yang baik Pergunakan kaus kaki yang tetap kering dan sering ganti jika keringat banyak.

Pengobatan

Bahan kimia pembasmi jamur dan fungsistatik, dipergunakan untuk pengobatan athlete’s foot, seringkali gagal menyentuh jamur pada lapisan kulit bawah. Obat anti jamur telan dan topical sesuai dengan pertumbuhannya.

Untuk kasus infeksi ringan yang penting adalah menjaga agar kaki tetap kering dengan menaburkan bedak kaki pada sepatu dan kaus kaki. Kaki harus sering dicuci dan semua daerah sekitar jari dikeringkan.

Konsultasi Dengan Podiatrist (Ahli Kulit)

Jika kondisi jamur tidak memberi tanggapan yang baik sesuai dengan kesehatan kaki dan perawatan, dan tidak ada peningkatan dalam dua bulan, berkonsultasilah dengan Podiatrist (Ahli Kulit). Dia akan menentukan jika jamur adalah penyebab dari masalah. Jika benar, maka rencana pengobatan, termasuk resep obat anti jamur, pemakaian secara topikal atau dengan mulut, biasanya akan diberikan oleh ahli kulit.Jika infeksi disebabkan oleh bakteri, antibiotik seperti penisilin, yang efektif melawan beraneka macam bakteri, dapat diresepkan.

Posted in All About Caving, Cave Rescue | 14 Comments »

Teknik Penelusuran Gua Horisontal

Posted by Ardy Prasetyo on March 28, 2008

I. PENELUSURAN GUA HORISONTAL

Medan pada gua horisontal sangat bervariasi, mulai pada lorong-lorong yang dapat dengan mudah di telusuri, sampai lorong yang membutuhkan teknik khusus untuk dapat melewatinya. a. Lumpur.

Lorong yang berlumpur dapat dengan mudah kalau lumpur tersebut tidak terlalu tebal. Tapi dalam kondisi lumpur setinggi lutut bahkan sampai setinggi perut, kita tidak mudah untuk melaluinya.

Untuk melewatinya kita bergerak dengan posisi seperti berenang. Dengan posisi seperti ini akan lebih mudah bergerak dan menghemat tenaga.

b. Air.

Untuk kondisi lorong gua yang berair. terutama gua yang belum pernah di masuki kita tidak mengetahui kedalaman air dan kondisi di bawah permukaan air, untuk itu kita harus mengetahui prosedur dan mempunyai fasilitas pendukung.

Syarat utama untuk melewati lorong yang berair adalah harus bisa berenang. Tetapi dengan kondisi lorong yang serba terbatas, teknik berenang dalam gua berbeda dengan berenang di kolam renang. Di sini kita memakai pakaian lengkap, sepatu bahkan mungkin membawa beban yang cukup berat.

Pembagian team juga harus di sesuaikan, untuk leader ia tidak boleh membawa beban berat, karena leader harus membuat lintasan dan mempelajari kondisi medan.

Dalam kondisi tertentu kita menggunakan pelampung, perahu karet terutama untuk lorong yang panjang dan berair dalam.

Ada juga lorong yang hampir semua di penuhi oleh air hanya ada ruangan sedikit yang tersisa. Untuk melewatinya kita harus melakukan DUCKING ( kepala menengadah). Kadang-kadang kita harus melepas helm untuk menambah ruang gerak kepala. Dalam kondisi tertentu kita melakukan ducking dengan jongkok, bahkan dengan berbaring kalau badan tidak dapat masuk seluruhnya.

Diving, adalah teknik penyelaman dengan alat bantu pernafasan dan pakaian khusus. Teknik ini di lakukan pada lorong yang seluruh bagiannya tertutup oleh air (sump, siphon). Untuk perbandingan resiko kematian di cave diving adalah 60% tewas. Sedang resiko caving 15 %. Dengan melihat perbandingan resiko kematian yang besar ini kita di tuntut untuk ekstra hati-hati, seyogyanya tidak meneruskan penelusuran jika tanpa alat pendukung yang standart.

c. Climbing.

Dalam suatu penelusuran gua terkadang kita menjumpai adanya water fall ataupun lorong yang terletak di atas kita. Untuk dapat meneruskan penelusuran kita harus menggunakan teknik-teknik Rock Climbing. Seperti memasang pengaman sisip dan bor tebing untuk pembuatan lintasan, yang melakukan adalah leader dan kemudian anggota yang lain melewatinya dengan SRT. Teknik rock climbing harus bisa di lakukan pada kondisi medan seperti :

* Aliran air yang deras dan kita tidak mengetahui kedalamannya.
* Gua yang berbentuk celah dan menyempit bagian dasarnya
* Sungai besar atau danau yang dalam.
* Pemasangan rigging pada waterfall.
* Menghindari calcite floor atau oolith floor.

Posted in All About Caving, Tehnik Penelusuran Gua | Leave a Comment »

Perlengkapan Personal Untuk Caving (Personal Equipment)

Posted by Ardy Prasetyo on March 28, 2008

Persiapan untuk memasuki gua dibutuhkan perlengkapan yang lengkap, disamping peralatan yang dibutuhkan oleh Team, berikut adalah peralatan yang sebaiknya dipersiapkan untuk personal (perorangan), meliputi sepatu, cover all, hand glove, helm, boom dan lainnya, secara rinci disampaikan sebagai berikut dengan spesifikasinya (persyaratan standart dan kondisi).

1. Sepatu.
* Dipilih yang kuat,
* Tahan terhadap lumpur yang liat,
* Sol yang kasar sehingga tidak licin oleh lumpur maupun dinding dan lantai gua yang basah.
2. Coverall (overall)
* Pakaian khusus yang dapat menahan tajamnya medan dalam gua, yang dapat segera kering apabila basah,
* Yang dapat melindungi seluruh tubuh dari tumbuhan gatal sekitar mulut gua,
* Memiliki kantung yang cukup untuk perbekalan dan perlengkapan personal.
3. Hand glove.
* Yang dapat menahan dingin,
* Menyimpan kalor,
* Menahan tajamnya batuan dalam gua.
4. Helm.
* Yang memiliki lapisan kevlar sehingga tidak mudah pecah. Sehingga betul-betul dapat melindungi kepala dari benturan dan runtuhan.
* Memiliki lilitan terhadap kepala yang nyaman sehingga tidak mengganggun saat kegiatan berlangsung dan tidak melelahkan kepala dan leher
* Peredaran darah disekitar kepala lancar.
5. Boom.
* Pilih yang tidak mudah macet,
* aliran air kedalam tabung karbit lancar,
* Tahan benturan.
6. Survival bag
Berisi:
* lilin,
* korek api,
* karbit cadangan,
* batery cadangan,
* bola lampu cadangan,
* coklat batangan dan permen.
7. Senter.
* Pilih yang tidak mudah korseleting karena air,
* Jangan dikalungkan pada leher, karena dapat terbelit saat descending atau ascending.
* Bawa cadangan batery dan bola lampu, dihitung tidak termasuk pada cadangan yang ada di survival bag.
8. SRT-set.
SRT-set merupakan alat personal yang selama penelusuran hanya dikenakan oleh seorang saja, tidak boleh bertukar. Panjangnya footloop dan cowstail sebenarnya disesuaikan dengan panjang lengan dan panjang kaki tiap pemakainya.

Posted in All About Caving, Tehnik Penelusuran Gua | Leave a Comment »

Vertical Caving, Simpul dan Tambatan

Posted by Ardy Prasetyo on March 28, 2008

Di dalam vertical caving, dikenal simpul untuk sambungan antar tali (knot) dan tambatan (attachment). Dibawah ini adalah beberapa simpul dan tambatan yang direkomendasikan dan yang tidak, untuk dipergunakan:


Simpul Yang Direkomendasikan
beberapa simpul yang direkomendasikan untuk dipergunakan, sekaligus kekuatan yang tersisa akibat adanya simpul, penggunaan.
Simpul Yang Tidak Direkomendasikan
Beberapa simpul yang tidak direkomendasikan untuk dipergunakan, sekaligus kekuatan yang tersisa akibat adanya simpul, penggunaan.
Friction hitches
Simpul-simpul yang dipergunakan untuk ascending menggunakan friksi antar tali sebagai daya cengkeramnya. Lebih sering dikenal dengan prusiking.
Simpul dengan loop tunggal
Simpul-simpul yang memiliki satu buah loop. Biasanya dipergunakan untuk tambatan tunggal.
Simpul loop ganda
Simpul-simpul yang memiliki dua buah loop, biasanya dipergunakan untuk Y-anchor.
Pengurangan Kekuatan Tali
Simpul yang dibuat, ternyata dapat mengurangi kekuatan tali saat tali tersebut dipergunakan.

Posted in All About Caving, Tehnik Penelusuran Gua | Leave a Comment »