CEL.XXIII.02.439

Nothing’s impossible, Impossible’s nothing

Penyakit

Posted by Ardy Prasetyo on March 28, 2008

Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh aktifitas penelusuran gua atau bersumber dari gua. Beberapa penyakit yang berdasarkan laporan (Cave-Associated Disease Database Tabel 1 dan Tabel 2 ) sudah teridentifikasi memiliki sumber penyebaran dari gua, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:

  1. Histoplasmosis
  2. Leptospirosis
  3. Rabies
  4. Leishmaniasis
  5. Penyakit kulit: Athlete’s Foot.

Histoplasmosis

Histoplasmosis adalah infeksi dengan bermacam gejala dan tingkat keseriusan. Biasanya berpengaruh pada paru-paru. Saat merusak bagian dari tubuh yang lain, disebut disseminated histoplasmosis. berikut adalah tanya jawab seputar Histoplasmosis.

  • Histoplasmosis [his-toh-plaz-MOH-sis] adalah infeksi jamur dengan berbagai macam gejala dan tingkat keparahan.
  • Histoplasmosis biasanya merusak paru-paru dan menyebabkan sebuah akibat dalam waktu singkat, infeksi paru-paru yang dapat diobati. Saat mempengaruhi bagian tubuh yang lain, ini disebut disseminated histoplasmosis. disseminated histoplasmosis dapat berakibat mematikan.
  • Jamur histoplasmosis hidup di tanah, terutama tanah yang kaya kotoran kelelawar dan burung.
  • Orang dihinggapi histoplasmosis saat bernafas di daerah berdebu yang mengandung jamur tersebut.
  • Histoplasmosis dapat diobati dengan obat pembasmi jamur.
  • Untuk mencegah histoplasmosis: 1) hindari pembongkaran debu dari soil yang mungkinmengandung kotoran kelelawar atau burung dan 2) hindari gangguan terhadap akumulasi (kumpulan) kotoran kelelawar atau burung.

Perantaraan penularan apa yang menyebabkan histoplasmosis?
Histoplasmosis disebabkan oleh Histoplasma capsulatum, suatu jenis jamur. Jamur ini menghasilkan spora yang dapat terhirup saat berada di udara. Spora adalah sebuah bentuk pertahanan jamur yang dapat membuatnya hidup pada sebuah lingkungan untuk waktu yang lama.

Diamana ditemukan histoplasmosis ?
Jamur histoplasmosis dapat ditemukan diseluruh dunia. Jamur tumbuh alamiah di tanah di beberapa area di Amerika, kebanyakan di daerah negara bagian barat-tengah dan tenggara dan sepanjang Ohio dan lembah sungai Mississippi. Jamur ini tumbuh dengan subur di tanah yang kaya dengan kotoran kelelawar dan burung.

Bagaimana orang dapat terkena histoplasmosis?
Histoplasmosis tersebar melalui udara. Jika tanah yang mengandung jamur histoplasmosis terganggu, spora jamur akan terbagng ke udara. Orang kemudian menghirup spora dan terkena histoplasmosis. Penyakit ini tidak menular dari satu orang ke orang lain.

Apa gejala dan tanda-tanda histoplasmosis?
Kebanyakan orang yang terinfeksi tidak memiliki gejala-gejala. Saat gejalannya datang, sangat bermacam-macam gejalanya, tergantung kepada bentuk dari penyakitnya.

Infeksi paru-paru dapat menjadi short-term (acute) dan relatif ringan, atau dapat juga menjadi long-term (kronis) dan serius. Gejala-gejala infeksi paru-paru akut adalah kelelahan, demam, dingin, sakit di dada, dan batuk kering. Infeksi paru-paru kronis dapat seperti tuberculosis dan terjadi di sebagian besar orang yang telah sakit paru-paru. Hal ini dapat berkembang berbulan-bulan atau bertahun-tahun dan melukai paru-paru.

Disseminated histoplasmosis menampakkan berbagai bentuk gejala yang serius dan dapat menular ke semua organ tubuh. liver dan limpa biasanya membesar, dan luka didalam mulut atau sistem gastrointestinal dapat berkembang. Disseminated histoplasmosis dapat menyebabkan kematian.

Berapa lama munculnya gejala?

Gejala-gejala dari penyakit yang akur muncul biasanya 5 sampai dengan 18 hari (biasanya 10 hari) setelah mendapatkan.

Bagaimana histoplasmosis didiagnose?

Diagnose dapat dikerjakan dengan perlakuan laboratorium atau test darah. Test ringan juga mungkin tetapi hanya bermanfaat untuk pemeriksaan penjangkitan, bukan untuk diagnosis.

Siapa yang beresiko terkena histoplasmosis?
Semua orang dapat terkena histoplasmosis. Infeksi paru-paru kronis lebih umum pada laki-laki daripada perempuan, dan terutama orang dengan penyakit paru-paru kronis. Disseminated histoplasmosis terdapat lebih sering pada bayi, anak-anak, dan orang dengan sistem kekebalan yang rendah, seperti misalnya kanker dan infeksi HIV.

Komplikasi apa yang dihasilkan oleh histoplasmosis?

Histoplasmosis akut dapat terus menjadi lebih buruk dan menjadi kronis. Histoplasmosis akut dapat juga dapat dari paru-paru ke organ tubuh lain dan membuatnya menjadi bentuk penyakit yang menyebar, terutama pada orang yang sistem kekebalan tubuhnya lemah.

Apa perlakuan untuk histoplasmosis?

Orang dengan penyakit ringan biasanya dapat sembuh dengan sendirinya. Beberapa kasus dari histoplasmosis akut dan semua kasus kronis serta penyakit yang tersebar diobati dengan obat pembasmi jamur.

Seberapa lazim histoplasmosis?

Infeksi dengan histoplasmosis sudah umum, tetapi penyakitnya jarang-jarang. Sebanayk 80 prosesn orang yang tinggal di U.S dimana jamur tersebut sudah lazim telah positif terkena berdasar pemeriksaan ringan, dalam artian mereka telah terinfeksi pada masa lalu. Betapapun, orang-orang tersebut tidak memiliki catatan gejala-gejala histoplasmosis sebelumnya.

Apakah histoplasmosis sebuah penyakit infeksi yang muncul?

Ya. Histoplasmosis adalah sedang berkembang, sebagian besar karena meningkatnya orang dengan sistem kekebalan yang lemah. Ini termasuk dengan orang yang terinfeksi HIV, yang memiliki transplantasi sumsum tulang atau organ, dan penerima chemotherapy dan kanker.

Bagaimana pencegahan histoplasmosis?

  • Bukan hal yang praktis untuk melakukan tes atau dekontaminasi semua area yang diketahui atau yang dimungkinkan terkontaminasi dengan jamur histoplasmosis, tetapi langkah-langkah yang dapat menurunkan resiko:
  • Menghindari area dimana jamur dapat tumbuh, terutama area dengan akumulasi kotoran burung dan kelelawar. Jamur sering tumbuh disekitar kandang ayam yang tua, di gua dan area lain dimana tinggal kelelawar, dan sekitar tempat betenggernya burung jalak dan burung hitam.
  • Hindari gangguan terhadap akumulasi kotoran kelelawar atau burung, dan minimalkan pembongkaran debu yang terdapat pada areal potensial terkontaminasi. Sebelum mengaduk-aduk tanah, semprotkan dengan air.
  • Saat bekerja di area yang beresiko tinggi, pergunakan pakaian sekali pakai dan masker debu yang melindungi hidung dan mulut.

Fact sheet ini adalah hanya sebagai informasi tidak dalam artian untuk dipergunakan sebagai diagnosis pribadi atau sebagai pengganti konsultasi dengan penyedia layanan kesehatan. Jika anda memiliki pertanyaan tentang penyakit yang dijelaskan diatas atau mungkin anda terinfeksi oleh jamur, berkonsultasilah dengan penyedia layanan kesehatan.

Leptospirosis Kembali


Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan bakteri yang mengenai manusia dan binatang. Disebabkan oleh bakteri dari genus Leptospira. Untuk manusia menyebabkan gejala-gejala yang amat banyak, dan sebagian orang lain bahkan tidak menampakkan gejala sama sekali. Gejala dari leptospirosis termasuk diantaranya adalah demam tinggi, sakit kepala yang hebat, kedinginan, nyeri otot, dan muntah-muntah, dan mungkin menyebabkan muntah-muntah (kulit dan mata kuning), mata merah, sakit sekitar perut, diare, atau rash. Jika tidak ditangani, pasien dapat menderita kerusakan ginjal, meningitis (radang membrane sekitar otak dan saraf tulang belakang), gagal hati, dan kerusakan alat pernapasan. Banyak dari gejala ini salah diperkirakan terhadap penyakit lain. Leptospirosis dapat dikonfirmasikan dengan tes laborat contoh darah dan urine.

Bagaimana orang bisa terkena leptospirosis?

Penjangkitan leptospirosis biasanya disebabkan terkontaminasinya air oleh urine binatang yang terinfeksi. Banyak jenis binatang yang membawa bekteri; mereka mungkin akan sakit tetapi terkadang tidak memiliki gejala sama sekali. Organisme leptospira telah ditemukan di dalam lembu, babi, kuda, anjing, binatang pengerat, dan binatang liar. Manusia dapat terinfeksi melalui kontak dengan air, makanan, atau tanah yang mengandung urine dari binatang yang terinfeksi. Mungkin dengan memakan makanan atau minum air yang terkontaminasi atau melaluji kontak kulit, terutama dengan permukaan selaput lendir (mucosal), seperti misalnya mata atau hidung, atau dengan kulit rusak. Penyakit tidak ditemukan tersebar dari orang ke orang.

Berapa lama jangka waktu dari terjangkit dan saat orang menjadi sakit?

Waktu antara terjangkitnya orang dari sumber kontaminasi dan menjadi sakit adalah 2 hari sampai 4 minggu. Keadaan sakit biasanya dimulai dengan tiba-tiba deman dan gejala lain. Leptospirosis dapat terjadi dalam dua fase; setelah fase pertama, dengan demam, kedinginan, sakit kepala, nyeri otot, muntah-muntah, atau diare, pasien mungkin dapat sembuh bebrapa sat sebelum sakit lagi. Jika fase kedua terjadi, hal ini lebih hebat lagi; orang dapat mengalami gagal ginjal atau hati atau radang selaput (meningitis). Fase ini juga disebut penyakit Weil. Keadaan sakit yang terakhir ini dari beberapa hari sampai 3 minggu. Tanpa pengobatan, penyembuhan dapat sampai beberapa bulan.

Dimana ditemukan leptospirosis?

Leptospirosis terjadi di seluruh dunia tetapi biasanya pada suhu atau iklim tropis. (nah lo). Resiko pekerjaan untuk banyak orang yang bekerja diluar atau dengan manusia, sebagai contoh, petani, pekerja sampah, dokter hewan atau yang berhubungan dengna hewan (veterinarians), pekerja ikan, pekerja pemerahan susu, atau anggota militer. Bahaya yang berhubungan dengan rekreasi untuk perkemahan atau apa saja yang berhubungan dengan kegiatan alam bebas di area yang terkontaminasi dan memiliki hubungan dengan renang, pengarungan sungai dan whitewater rafting di dalam danau dan sungai yang terkontaminasi. Insiden ini juga meningkat diantara anak-anak di daerah kota.

Bagaimana pengobatan leptospirosis?

Leptospirosis diobati dengan antibiotik, seperti misalnya doxycycline or penicillin, yang harus diberikan dibagian hulu penyakit. Antibiotik kedalam pembulu darah (intravenous) diperlukan untuk orang dengan beberapa gejala. Orang dengan gejala yang mengarah pada leptospirosis harus menghubungi penyedia layanan kesehatan.

Dapatkah leptospirosis dicegah?

Resiko terjangkit leptospirosis dapat sangat dikurangi dengan tidak berenag atau mengarungi air yang mungkin telah terkontaminasi dengan urine binatang.

Pakaian pelindung atau sepatu harus dipakai bagi mereka yang tidak terlindug terhadap air atau tanah yang terkontaminasi karena pekerjaan atau kegiatan rekreasi

Rabies Kembali


Rabies adalah sebuah encephalomyelitis maut yang akut disebabkan oleh virus neurotropik dari famili Rhabdoviridae, genus Lyssavirus, dan hampir selalu disebarkan oleh gigitan binatang yang innoculate virus hingga luka. Sangat jarang rabies disebarkan oleh karena bukan gigitan yang memasukkan virus kedalam luka yang terbuka atau selaput lendir. Penyakit berkembang dari fase prodromal yang tidak spesifik sampai paresis atau paralysis; kejang otot telan dapat terdorong oleh penglihatan, suara, atau melihat air (hydrophobia); kegilaan dan ledakan tawa dapat terjadi, diikuti dengan koma dan kematian. Semua mamalia diyakini rentan, tetapi gudangnya terdiri dari karnivora dan kelelawar. Sekalipun anjing merupakan gudang utama di negara-negara berkembang, epidemiologi penyakit ini cukup berbeda dari satu daerah atau negara dengan yang lain sehingga evaluasi medis harus memperhitungkan semua gigitan mamalia.

Kejadian

Rabies ditemukan di semua benua, kecuali Antartica. Di area tertentu di dunia, rabies anjing tetap merupakan endemik yang tinggi, diantaranya adalah (tetapi tidak terbatas pada) Brazil, Bolivia, Colombia, Ecuador, El Salvador, Guatemala, India, Mexico, Nepal, Peru, Philippines, Sri Lanka, Thailand, dan Vietnam. Penyakit ini juga ditemukan di anjing-anjing di hampir kebanyakan negara lain di Africa, Asia, dan America Tengah dan Selatan, kecuali mungkin yang ada di Tabel.

Table dibawah berisi daftar negara-negara yang dilaporkan tidak ada rabies selama hampir 2 tahun terakhir (dimana hal ini dihubungkan dengan “negara bebas rabies”). Informasi tambahan dapat ditemukan dari sumber-sumber kesehatan lokal tiap negara, kedutaan besar, atau kantor konsulat lokal di AS.

Resiko bagi Pelancong

Pelancong ke negara yang sedang endemik harus diperingatkan dapat terjangkit rabies, sekalipun vaksinasi rabies tidak dibutuhkan untuk memasuki suatu negara. Pelancong di alam bebas yang luas tanpa perlindungan, malam hari, dan waktu-waktu malam di daerah pedesaan, seperti misalnya petualang sepeda, berkemah, atau kegiatan-kegiatan tertenu, dapat beresiko tinggi sekalipun jika perjalan mereka hanya singkat.

Tindakan Pencegahan

Vaksin

Vaksin preexposure dengan human diploid cell rabies vaccine (HDCV), purified chick embryo cell (PCEC) vaccine, atau rabies vaccine adsorbed (RVA) dapat direkomendasikan untuk pelancong internasional yang berbasis pada timbulnya rabies lokal di negara-negara yang dikunjungi, ketersediaan antirabies biologis yang sesuai, dan aktifitas yang akan dilakukan dan lama tinggal dari si pelancong. Vaksin preexposure dapat direkoemndasikan untuk veterinarian, animal handlers, ahli biologi lapangan, penelusur gua (spelunker), missionaries, dan pekerja laboratorium tertentu. Table 3-13 menyediakan kriteria untuk preexposure vaccination. Preexposure vaccination tidak menghilangkan kebutuhan bagi tambahan medik yang dibutuhkan setelah terjangkit rabies, tetapi postexposure prophylaxis biasan di populasi yang beresiko dengan menghilangkan kebutuhan rabies immune globulin (RIG) dan dengan meningkatkan jumlah dosis vaksin yang dibutuhkan. Preexposure vaccination merupakan hal utama yang penting untuk pelancong yang beresiko terkena rabies di negara-negara dimana secara daerah tersedia vaksin rabies yang mungkin membawa resiko tinggi reaski yang merugikan. Preexposure vaccination dapat juga menyediakan perlindungan dimana ada tanda-tanda rabies yang tidak jelas atau tidak dikenal dan jika mungkin postexposure prophylaxis terlambat.

Table 3-12.–Negara dan Satuan-satuan Politik Yang DIalporkan Tidak ada Kasus Rabies Selama 1997 and 1998.*

Africa

Cape Verde, Libya, Mauritius, Réunion, dan Seychelles

Americas

Utara: Bermuda; St. Pierre and Miquelon
Karibia: Antigua dan Barbuda, Aruba, Bahamas, Barbados, Cayman Islands, Guadeloupe, Jamaica, Martinique, Montserrat, Netherlands Antilles (Bonaire, Curaçao, Saba, Sint Maarten, dan Saint Eustatius), Saint Kitts (Saint Christopher) dan Nevis, Saint Lucia, Saint Martin, Saint Vincent dan Grenadines, dan Virgin Islands (U.K. dan U.S.)
Selatan: Uruguay

Asia

Armenia, Bahrain, Brunei, Cyprus, Hong Kong, Japan, Kuwait, Malaysia (Sabah and Sarawak), Maldives, Qatar, Singapore, Taiwan, dan United Arab Emirates

Europe

Albania, Andorra, Faroe Islands, Finland, Gibraltar, Greece, Iceland, Ireland, Isle of Man, Italy, Jersey, Malta, Monaco, Norway (mainland), Portugal, Spain*(except Ceuta/Melilla), Sweden, Switzerland, dan United Kingdom

Oceania†,

Australia*, Cook Islands, Fiji, French Polynesia, Guam, Kiribati, New Caledonia, New Zealand, Palau, Papua New Guinea, Samoa, and Vanuatu
* Rabies kelelawar mungkin terjadi di beberapa area yang bebas dari rabeis terestrial
† Sebagian besar Lautan Pasifik dilaporkan “bebas rabies”.

Tindakan Pencegahan

Vaksin

(saya butuh sumbangan dari Dokter dan orang yang berwenang untukmenerjemahkan uraian berikut ini)

Preexposure vaccination with human diploid cell rabies vaccine (HDCV), purified chick embryo cell (PCEC) vaccine, or rabies vaccine adsorbed (RVA) may be recommended for international travelers based on the local incidence of rabies in the country to be visited, the availability of appropriate antirabies biologicals, and the intended activity and duration of stay of the traveler. Preexposure vaccination may be recommended for veterinarians, animal handlers, field biologists, spelunkers, missionaries, and certain laboratory workers. Table 3-13 provides criteria for preexposure vaccination. Preexposure vaccination does not eliminate the need for additional medical attention after a rabies exposure, but simplifies postexposure prophylaxis in populations at risk by eliminating the need for rabies immune globulin (RIG) and by decreasing the number of doses of vaccine required. Preexposure vaccination is of particular importance for travelers at risk of exposure to rabies in countries where the locally available rabies vaccines might carry a high risk of adverse reactions. Preexposure vaccination can also provide protection when there is an unapparent or unrecognized exposure to rabies and when postexposure prophylaxis might be delayed.

Purified equine rabies immune globulin (ERIG) has been used effectively in developing countries where human rabies immune globulin (RIG) might not have been available. If necessary, such heterologous product is preferable to no RIG administration in human rabies postexposure pro-phylaxis. The incidence of adverse reactions after the use of these products has been low (0.8% to 6.0%), and most of those that occurred were minor. However, such products are neither evaluated by U.S. standards nor regulated by the U.S. Food and Drug Administration, and their use cannot be unequivocally recommended at this time. In addition, unpurified antirabies serum of equine origin might still be used in some countries where neither human RIG nor ERIG are available. The use of this antirabies serum is associated with higher rates of serious adverse reactions, including anaphylaxis.

Pelacong seharusnya diberitahu bahwa gigitan atau cakaran binatang harus menerima perawatan lokal dengan cepat dengan membersihkan luka dengan sabun dan air dalam jumlah besar; perawatan lokal ini sangat berarti dalam mengurangi resiko rabies. Pelancong yang mungkin telah terjangkit rabies dianjurkan untuk selalu berhubungan dengan yang memegang wewenang kesehatan untuk saran-saran mengenai postexposure prophylaxis dan harus berhubungan dengan dokter pribadi atau departemen kesehatan sesegera mungkin setelah itu.

Sumber asli dan penyakit-penyakit lain bagi pelancong lihat: http://www.cdc.gov/travel/diseases/

Leishmaniasis Kembali


Catatan penulis : dalam Cave-Associated Disease Database banyak dilaporkan kasus penyakit ini. Leishmaniasis adalah penyakit parasitik yang ditularkan oleh gigitan dari beberapa spesies lalat pasir. Penyakit ini biasanya dalam wujud baik yang dalam bentuk berhubungan dengan kulit (cutaneous) atau bentuk lebih mendalam (organ dalam/ visceral). Leishmaniasis cutaneous dicirikan dengan satu luka atau lebih (terbuka maupun tertutup) yang berkembang dari beberapa minggu hingga beberapa bulan setelah seseorang tergigit oleh lalat pasir yang terinfeksi. Wujud dari visceral leishmaniasis, seperti misalnya demam, pembesaran limpa dan hati, dan anemia, khusus unutk yang berkembang berbulan-bulan, tetapi kadan sampai bertahun-tahun, setelah seseorang terinfeksi.

Kejadian

Leishmaniasis telah ditemukan kira-kira 90 negara tropis dan subtropis diseluruh dunia. Lebih dari 90% kasus visceral leishmaniasis terdapat di Bangladesh, Brazil, India, Nepal, and Sudan. Juga terdapat di beberapa negara berikut: Amerika (dari Argentina utara sapai selatan Texas di United States); bagian utara Asia, Timur Tengah; dan Afrika (terutama Afrika timur dan utara). Leishmaniasis tidak ditemukan di Australia atau Oceania (yaitu, kepulauan Pasifik, termauk Melanesia, Micronesia, dan Polinesia).

Di Indonesia?? Siapa tahu

Resiko untuk pelancong

Orang semua umur beresiko terkena leishmaniasis jika mereka hidup atau melakukan perjalanan dimana terdapat leishmaniasis. Leishmaniasis lebih sering di daerah pedesaan daripada perkotaan, tetapi juga ditemukan di pinggiran beberapa kota. Resiko tertinggi untuk orang yang berada di alam bebas terhadap daerah endemik leishmaniasis antara petang hingga fajar. Petualang, relawan Korp Perdamaian, misionaris, ornithologists (ahli ilmu burung), orang-orang yang mengerjaka penelitian pada malam hari, dan tentara adalah contoh orang-orang yang memiliki resiko lebih tinggi terkena leishmaniasis (terutama cutaneous leishmaniasis).

Tindakan Pencegahan

Vaksin dan obat untuk pencegahan infeksi tidak tersedia. Tindakan pencegahan untuk tiap individu adalah yang ditujukan dengan menghilangkan kontak dengan lalat pasir. Petualang disarankan untuk menghindari kegiatan lapangan saat lalat pasir paling aktif (petang hingga fajar). Sekalipun lalat pasir terutama adalah menggigit di malan hari, namun infeksi dapat diperoleh saat siang hari jika lalat pasir terganggu dari istirahatnya. Kegiatan lalat pasir di sebuah daerah sering kali diremehkan karena lalat ini tidak bersuara, dan jarang menggigit yang mungkin tidak terperhatikanPetualang disarankan untuk menggunakan pakaian pelindung dan penolak serangga untuk perlindungan tambahan.

Pakaian harus melindungi tubuh sebanyak mungkin dan dapat dapat ditoleransi dengan iklim setempat. Penolak serangga dengan N,N-diethylmetatoluamide (DEET) harus dipakai terhadap kulit yang terbuka dan pada pinggiran pakaian, seperti misalnya ujung lengan baju, dan lengan pendek. Harus dipakai menurut petunjuk pabriknya, ulangi pemakaian jika dibutuhkan di kondisi keringat yang berlebihan, diseka, dan dicuci. Sekalipun pakaian diberi permethrin dapat memberikan tambahan perlindungan, hal ini tidak menghapus kebutuhan penolak serangga pada kulit yang terbuka dan harus diulangi setelah lima kali pencucian.

Kontak dengan lalat pasir dapat dikurangi dengan menggunakan kelambu dan memasang kasa pada pintu dan jendela. Jaring yang rapat (paling tidak 18 lubang per inch; beberapa sumber menyarankan lebih rapat lagi). Namun jaring yang semacam ini berat untuk dipakai di iklim panas. Selai itu bentuk perlindungan lain dengan menyemprotkan insektisida.

Untuk lebih detail lagi lihat: http://www.cdc.gov/travel/diseases/leishmaniasis.htm


Athlete’s foot Kembali

Athlete’s foot adalah penyakit yang disebabkan oleh jamur, biasanya terdapat diantara dua jari kaki. Jamur biasanya menyerang kaki karena sepatu menimbulkan suhu yang hangat, gelap, dan lingkungan yang lembab dimana mendorong jamur untuk tumbuh. Hangat dan lembab di daerah sekitar kolam renang, shower, dan lemari dingin, juga merupakan tempat tumbuh jamur. Karena infeksi ini sangat umum dikalangan atlet yang seringkali mempergunakan fasilitas tersebut, istilah ìathlete’s footî menjadi populer.

Tidak semua kondisi berjamur merupakan athlete’s foot. Kondisi lain seperti misalnya gangguan mekanisme keringat, reaksi terhadap zat warna atau perekat di sepatu, eksim, dan psoriasis (sejenis penyakit kulit yang kronis), juga mirip dengan athlete’s foot.

Gejala

Tanda-tanda athlete’s foot, salah satu atau bersama-sama, adalah kulit kering, gatal bersisik, radang, dan melepuh. Lepuhan ini sering kali menjadi kulit yang membuka. Saat pecah, muncul lecet kecil di jaringan, yang menyebabkan sakit dan bengkak. Gatal dan hangus dapat bertambah sebagaimana dengan penyebaran infeksi.

Athlete’s foot dapat berkembang hanya pada kaki dan jari-jarinya. Dapat berkembang ke bagian tubuh yang lain, khususnya pada kunci paha dan ketiak, akibat garukan pada infeksi dan kemudian menyentuh bagian lain.

Organisme menyebabkan athlete’s foot dapat berlangsung tahan lama. Sebagai konsekuensi infeksi yang menyebar dari seprai atau pakaian yang terkontaminasi ke bagian tubuh yang lain.

Pencegahan

Tidak mudah mencegah athlete’s foot karena biasanya menyangkut dengan ruang pakaian, shower, dan kolam renang, ruang ganti pakaian dimana kaki telanjang terjadi kontak dengan kaki sehat. Mencuci kaki tiap hari dengan sbun dan air, keringkan dengan hati-hati, terutama antar jari, dan mengganti sepatu dan kaus kaki secara teratur untuk mengurangi uap, membantu mencegah jamur menginfeksi kaki. Juga sangat membantu jika menggunakan bedak kaki tiap hari.

Tips Hindari berjalan bertelanjang kaki; pergunakan sepatu. Kurangi keringat dengan menggunakan bedak talcum. Pergunakan sepatu yang ringan dan sirkulasi udara yang baik Pergunakan kaus kaki yang tetap kering dan sering ganti jika keringat banyak.

Pengobatan

Bahan kimia pembasmi jamur dan fungsistatik, dipergunakan untuk pengobatan athlete’s foot, seringkali gagal menyentuh jamur pada lapisan kulit bawah. Obat anti jamur telan dan topical sesuai dengan pertumbuhannya.

Untuk kasus infeksi ringan yang penting adalah menjaga agar kaki tetap kering dengan menaburkan bedak kaki pada sepatu dan kaus kaki. Kaki harus sering dicuci dan semua daerah sekitar jari dikeringkan.

Konsultasi Dengan Podiatrist (Ahli Kulit)

Jika kondisi jamur tidak memberi tanggapan yang baik sesuai dengan kesehatan kaki dan perawatan, dan tidak ada peningkatan dalam dua bulan, berkonsultasilah dengan Podiatrist (Ahli Kulit). Dia akan menentukan jika jamur adalah penyebab dari masalah. Jika benar, maka rencana pengobatan, termasuk resep obat anti jamur, pemakaian secara topikal atau dengan mulut, biasanya akan diberikan oleh ahli kulit.Jika infeksi disebabkan oleh bakteri, antibiotik seperti penisilin, yang efektif melawan beraneka macam bakteri, dapat diresepkan.

14 Responses to “Penyakit”

  1. […] PenyakitKaribia: Antigua dan Barbuda, Aruba, Bahamas, Barbados, Cayman Islands, Guadeloupe, Jamaica, Martinique, Montserrat, Netherlands Antilles (Bonaire, Curaçao, Saba, Sint Maarten, dan Saint Eustatius), Saint Kitts (Saint Christopher) dan … […]

  2. […] PenyakitKaribia: Antigua dan Barbuda, Aruba, Bahamas, Barbados, Cayman Islands, Guadeloupe, Jamaica, Martinique, Montserrat, Netherlands Antilles (Bonaire, Curaçao, Saba, Sint Maarten, dan Saint Eustatius), Saint Kitts (Saint Christopher) dan … […]

  3. […] PenyakitKaribia: Antigua dan Barbuda, Aruba, Bahamas, Barbados, Cayman Islands, Guadeloupe, Jamaica, Martinique, Montserrat, Netherlands Antilles (Bonaire, Curaçao, Saba, Sint Maarten, dan Saint Eustatius), Saint Kitts (Saint Christopher) dan … […]

  4. […] PenyakitKaribia: Antigua dan Barbuda, Aruba, Bahamas, Barbados, Cayman Islands, Guadeloupe, Jamaica, Martinique, Montserrat, Netherlands Antilles (Bonaire, Curaçao, Saba, Sint Maarten, dan Saint Eustatius), Saint Kitts (Saint Christopher) dan … […]

  5. […] PenyakitNamun jaring yang semacam ini berat untuk dipakai di iklim panas. Selai itu bentuk perlindungan lain dengan menyemprotkan insektisida. Untuk lebih detail lagi lihat: http://www.cdc.gov/travel/diseases/leishmaniasis.htm … […]

  6. […] PenyakitPenyakit-penyakit yang disebabkan oleh aktifitas penelusuran gua atau bersumber dari gua. Beberapa penyakit yang berdasarkan laporan (Cave-Associated Disease Database Tabel 1 dan Tabel 2 ) sudah teridentifikasi memiliki sumber … […]

  7. […] PenyakitNamun jaring yang semacam ini berat untuk dipakai di iklim panas. Selai itu bentuk perlindungan lain dengan menyemprotkan insektisida. Untuk lebih detail lagi lihat: http://www.cdc.gov/travel/diseases/leishmaniasis.htm … […]

  8. […] PenyakitNamun jaring yang semacam ini berat untuk dipakai di iklim panas. Selai itu bentuk perlindungan lain dengan menyemprotkan insektisida. Untuk lebih detail lagi lihat: http://www.cdc.gov/travel/diseases/leishmaniasis.htm … […]

  9. […] PenyakitNamun jaring yang semacam ini berat untuk dipakai di iklim panas. Selai itu bentuk perlindungan lain dengan menyemprotkan insektisida. Untuk lebih detail lagi lihat: http://www.cdc.gov/travel/diseases/leishmaniasis.htm … […]

  10. […] PenyakitNamun jaring yang semacam ini berat untuk dipakai di iklim panas. Selai itu bentuk perlindungan lain dengan menyemprotkan insektisida. Untuk lebih detail lagi lihat: http://www.cdc.gov/travel/diseases/leishmaniasis.htm … […]

  11. […] PenyakitPenyakit-penyakit yang disebabkan oleh aktifitas penelusuran gua atau bersumber dari gua. Beberapa penyakit yang berdasarkan laporan (Cave-Associated Disease Database Tabel 1 dan Tabel 2 ) sudah teridentifikasi memiliki sumber … […]

  12. […] PenyakitNamun jaring yang semacam ini berat untuk dipakai di iklim panas. Selai itu bentuk perlindungan lain dengan menyemprotkan insektisida. Untuk lebih detail lagi lihat: http://www.cdc.gov/travel/diseases/leishmaniasis.htm … […]

  13. […] PenyakitNamun jaring yang semacam ini berat untuk dipakai di iklim panas. Selai itu bentuk perlindungan lain dengan menyemprotkan insektisida. Untuk lebih detail lagi lihat: http://www.cdc.gov/travel/diseases/leishmaniasis.htm … […]

  14. […] PenyakitNamun jaring yang semacam ini berat untuk dipakai di iklim panas. Selai itu bentuk perlindungan lain dengan menyemprotkan insektisida. Untuk lebih detail lagi lihat: http://www.cdc.gov/travel/diseases/leishmaniasis.htm … […]

Leave a reply to Saint-Eustatius » San Eustatius Cancel reply